Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/04/14

Senin, 14 April 2008

Kejadian 22:1-24
Ujian iman dan berkat yang mengalir

Judul: Ujian iman dan berkat yang mengalir
Seperti api memurnikan emas, Allah memurnikan iman Abraham lewat situasi sulit. Pagi itu, Abraham memulai tindakan ketaatan terbesar dalam catatan sejarah hidupnya. Dalam tahun yang lewat, ia sudah banyak belajar untuk menaati Allah. Kali ini ketaatannya menjadi sempurna.

Mengapa Allah meminta Abraham mengorbankan manusia? Padahal Allah mengutuk bangsa kafir mempraktikkan pengorbanan manusia (Im. 20:1-5). Sebenarnya Allah tidak menginginkan kematian Ishak, melainkan ingin menguji apakah kasih Abraham lebih besar kepada pemberian Allah (Ishak, anak tunggalnya) atau kepada Sang Pemilik hidup. Tujuan dari ujian iman adalah memperkuat karakter dan memperdalam komitmen kita kepada Allah, sekaligus memahami waktu-Nya yang tepat. Melalui pengalaman berat ini, Abraham memperteguh komitmennya dalam menaati Allah. Pemeliharaan Allah sempurna, mengatasi segala kebimbangannya. Memang berat untuk melepaskan apa atau siapa yang sangat kita kasihi. Namun saat kita memberikan kepada Allah apa yang Ia kehendaki, yang Ia kembalikan ternyata lebih dari apa yang dapat kita bayangkan. Keuntungan rohani dari berkat-berkat-Nya selalu melebihi segala pengorbanan kita. Karena iman dan ketaatannya, berkat bagi Abraham berlimpah. Keturunan Abraham diberikan kemampuan untuk menaklukkan musuh-musuh (ayat 17), bahkan mereka akan memberkati dunia. Janji Allah kepada Abraham benar dan sudah digenapi. Keselamatan datang melalui keturunannya, Israel, dan secara khusus melalui Tuhan Yesus Kristus.

Sangat sering kita berpikir bahwa berkat-berkat Allah adalah sebatas pemberian-pemberian-Nya yang mengagumkan untuk dinikmati sendiri. Namun kita belajar dari perjalanan kehidupan iman Abraham bahwa pada saat Allah memberkati, berkat-Nya ternyata selalu ditujukan agar mengalir kepada banyak orang. Sudahkah kita membuka diri kepada Allah agar berkat-Nya mengalir melalui kita untuk orang lain?

Pengantar Kitab

Hakim-Hakim

Kitab Hakim-hakim melanjutkan kitab Yosua dengan mengisahkan suatu masa kelam dalam kehidupan bangsa Israel sebelum mereka menjadi kerajaan. Kisahnya dimulai dengan kematian Yosua dan upaya yang tidak tuntas membersihkan keseluruhan tanah Kanaan untuk dijadikan tanah pusaka milik Israel. Justru karena mereka tidak total menghapuskan bangsa-bangsa Kanaan tersebut, kini mereka menuai akibat yang fatal. Hakim-Hakim mencatat bagaimana penduduk Kanaan dengan dewa-dewi sesembahan mereka menjerat Israel ke dalam dosa penyembahan berhala dan dengan demikian berzina rohani terhadap Tuhan. Hakim-Hakim mencatat bagaimana Tuhan memakai bangsa-bangsa di sekeliling Israel untuk menindas mereka sebagai hukuman atas ketidaksetiaan mereka. Namun kitab ini juga mengisahkan kemurahan hati dan betapa panjang sabar-Nya Allah, yang berkali-kali mengampuni dan memulihkan umat-Nya, walau berkali-kali juga Ia dikhianati mereka.

Selepas dua pasal pengantar, kisah periode ini dipaparkan dengan memperlihatkan suatu pola berulang dari satu masa pelayanan seorang hakim ke hakim yang lainnya. Pola itu selengkapnya adalah sbb.: 1. Israel berdosa di hadapan Tuhan. 2. Tuhan menyerahkan mereka kepada musuh. 3. Israel berteriak kepada Tuhan minta pelepasan. 4. Tuhan membangkitkan seorang penyelamat. 5. Penyelamat itu melepaskan Israel dari penindasan musuh. 6. Selama penyelamat itu hidup, Israel mengalami kelegaan. Kitab ini ditutup dengan 5 pasal yang memperlihatkan kecenderungan degradasi Israel dalam aspek keagamaan dan moral mereka. Seperti bangsa yang tidak ada rajanya, mereka menjadi liar dan tak terkendali.

Hakim-hakim memperlihatkan kepada kita, bagaimana Allah bertindak dengan adil kepada umat yang tidak setia melalui penghukuman. Namun Ia tidak pernah menarik anugerah-Nya dari umat-Nya. Anugerah inipun terlihat dari pemilihan-Nya terhadap para penyelamat Israel. Selain Otniel, yang tidak dikomentari karakternya, setiap hakim yang lain menunjukkan kelemahan mereka masing-masing. Bahkan hakim terakhir yang dicatat di kitab ini (Simson), tampaknya bukan pemimpin rohani sama sekali.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org