Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/11/19

Senin, 19 November 2007

Amsal 29:1-15
Mendidik calon pemimpin

Judul : Mendidik calon pemimpin Dalam catatan sejarah Israel kita bertemu dengan seorang raja muda yang bebal. Bukan bodoh dalam arti intelektual, melainkan bodoh karena ia memilih mendengar nasihat yang keliru. Rehabeam, putra Salomo, memilih mendengar bujukan anak muda sebayanya untuk ikut-ikutan gaya hidup nikmat yang serba instan. Ia menolak nasihat para tua-tua yang memiliki pengalaman hidup yang memadai untuk menjalankan roda pemerintahan yang berkenan pada Allah dan dihormati rakyatnya (ayat 1Raj. 12:1-14; band. Ams. 29:12). Akibatnya, pemberontakan dan perpecahan.

Berkaca dari peristiwa sejarah di atas, kita diingatkan oleh Amsal bahwa sikap keras kepala dan bebal yang menolak pengajaran yang benar, akan merugikan diri sendiri (ayat 1). Berkanjang terus dalam kejahatan akan menjerat dan membinasakan diri sendiri (ayat 5,6) Demikian pula, sikap bebal seperti itu merugikan orang lain (ayat 2, 4, 8). Sebaliknya, orang yang bijaksana mau mendengarkan ajaran dan nasihat. Orang seperti itu akan menjadi pemimpin yang membawa kesejahteraan untuk rakyatnya. Ia pasti disenangi oleh rakyatnya, dalam versi demokrasi masa kini, dia pasti dipilih kembali oleh rakyat untuk memimpin. Tetapi juga Tuhan akan berkenan dengan kepemimpinannya (ayat 14).

Itu sebabnya, kita perlu mendidik anak-anak muda bukan hanya dengan nasihat, tetapi kalau perlu dengan disiplin dan teguran keras. Memang apa yang diupayakan gereja pada masa kini, menanamkan pendidikan moral kristiani kepada generasi muda mendapatkan tantangan tersendiri dari moralitas dunia yang permisif. Kita akan dikatakan tidak demokratis, mengebiri hak azasi kaum muda, dan ketinggalan zaman. Namun, masa depan bangsa dan negara kita adalah tanggung jawab kita sebagai warga negara yang baik. Sumber nasihat kita harus pada firman Tuhan dan bersandarkan kuasa Kristus yang bisa mengubahkan hati yang keras dan bebal. Dan jangan lupa kita harus menjadi teladan buat anak-anak muda kita!

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org