Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/10/28

Minggu, 28 Oktober 2007

Amsal 18:1-8
Bernilai kekal

Judul: Bijak dalam berkata-kata Orang yang asosial adalah orang yang bersifat egosentris. Ia bukan hanya bersikap tidak bersahabat, bukan juga karena tidak mampu bersosialisasi. Ia menarik diri dari lingkungan sosial karena egoismenya. Ia tidak mau peduli pada suara masyarakat di sekitarnya (1). Tak heran bila orang semacam itu memunculkan cela dan penghinaan (3) dari orang lain. Maka tidaklah bijaksana untuk menjadi asosial, karena manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Oleh sebab itu, setiap orang punya tanggung jawab untuk tidak memisahkan diri dari komunitasnya.

Orang yang bebal memang lebih suka menutup telinganya dan membuka mulutnya (2). Daripada belajar dari perkataan orang lain, ia lebih suka membeberkan pikirannya. Ia adalah tipe orang yang mengajukan pertanyaan bukan karena ingin tahu dan belajar, melainkan karena ingin menunjukkan \'kepintarannya\'. Perkataan orang bebal juga bisa mengundang celaka bagi dirinya sendiri (6-8). Berbeda dengan perkataan orang berhikmat yang menjadi sumber berkat, nasihat, dan penghiburan, yang tak habis-habisnya (4).

Dalam kebudayaan Israel, berbicara dipahami sebagai tindakan menciptakan realitas. Dengan demikian, seorang yang mengatakan hal yang tidak benar, akan menuai ketidakbenaran seperti yang telah dia tabur sebelumnya. Ini bukan takhyul atau hukum karma, melainkan prinsip keadilan. Sebab itu orang yang suka memfitnah, tidak akan luput dari penghakiman Tuhan. Mereka yang gampang terhasut fitnah sebenarnya juga tidak bijaksana. Fitnah tidak boleh ditelan begitu saja, karena harus diuji terlebih dulu kebenarannya.

Perkataan orang bijak pasti \'berisi\', sementara orang bodoh hanya memiliki keinginan untuk bicara tanpa merasa perlu mempertimbangkan tujuan dan isi ucapannya. Sebagai orang beriman, tentu kita harus menjadi orang yang bijak dalam berkata-kata. Sehingga kata-kata kita adalah kata-kata yang bermakna, membangun, dan bermanfaat; bukan kata-kata yang meresahkan dan membangkitkan amarah.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org