Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/11/29

Rabu, 29 November 2006

1Timotius 2:8-15
Ibadah yang pantas

Judul: Ibadah yang pantas Apakah jemaat masih bisa beribadah bila ada kubu-kubu yang saling bermusuhan di antara mereka? Kalau kita jujur dengan diri sendiri, jawabannya tentu, bisa saja! Dan kenyataannya, kondisi seperti inilah yang kerap kita alami.

Realitas ini pun terjadi di tengah jemaat yang dilayani Timotius. Jemaat dikacaukan oleh ajaran-ajaran lain (lih. 1:3, 6:3), yang buahnya adalah silat kata, curiga, pertengkaran, dll. Tak hanya itu, berbagai ajaran lain itu menuntut penerapan yang tak sejalan dengan pemberitaan Injil, misalnya larangan untuk kawin, larangan untuk makan makanan yang baik (4:3-4), dll. Efek lain dari ajaran-ajaran tersebut adalah kekacauan yang timbul di dalam ibadah. Kaum laki-laki beribadah tanpa merasa risi bila beberapa saat sebelumnya mereka saling berselisih (8). Kaum wanita mendapatkan sorotan lebih tajam. Mereka memamer-mamerkan perhiasan mereka pada saat beribadah. Parahnya, sebagian dari mereka bahkan berupaya merebut posisi pengajaran dari para pengajar jemaat dan dengan demikian malah menyebarluaskan ajaran yang tidak sehat (12, bdk. 2Tim. 3:16).

Paulus memberikan koreksi yang tegas dan drastis untuk mengatasi permasalahan ini. Misalnya, kaum wanita diminta untuk berhenti mengajar, bukan cuma berhenti mengajar laki-laki! Inilah makna yang diusung oleh susunan kata dalam bahasa Yunani nas ini sebagaimana tercermin dalam Alkitab Terjemahan Baru. Perbandingan dengan Tit. 2:3-5 menuntun kita untuk memahami teks ini secara kontekstual. Mereka tidak boleh menempatkan diri sebagai otoritas yang mengatasi pria, apalagi bila ini didasari pada ajaran yang salah. Paulus mengutip Kejadian 2 untuk mengingatkan mereka kembali kepada apa yang dikatakan oleh firman. Semua ini dimaksudkan untuk membawa jemaat, baik pria maupun wanita, kembali kepada kerendahan hati sebagai unsur vital bagi terlaksananya ibadah yang berkenan bagi Tuhan.

Renungkan: Perselisihan dan penonjolan diri di antara kita adalah \'musuh\' ibadah kita.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org