|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/12/22 |
|
Senin, 22 Desember 2025 (Minggu Adven ke-4)
|
|
|
Setiap orang tentu senang jika diberi upah atas apa yang dikerjakannya. Namun, bagaimana jika upah itu adalah sesuatu yang didapat karena ketidaksetiaan? Dalam Perjanjian Lama (PL), upah dari ketidaksetiaan adalah kutukan dari Tuhan. Kata kutukan dalam Bahasa Ibrani adalah 'arar, qalal, ala', yakni sesuatu yang mendatangkan kerugian. Dalam PL, kutukan adalah upah dari ketidaktaatan atau ketidaksetiaan kepada Tuhan. Dalam renungan hari ini kita melihat betapa mengerikan upah ketidaksetiaan yang TUHAN akan berikan kepada orang yang tidak mendengarkan suara-Nya dan bagi yang tidak melakukan segala perintah dan ketetapan-Nya (15). Kutukan itu didatangkan TUHAN dari segala arah. Kutukan akan datang dari tempat di mana mereka berada (di kota atau di ladang), dari tempat di mana mereka mendapat makanan (bakul dan tempat adonan), dari keturunan dan hasil pekerjaan mereka (buah kandungan, hasil tanah dan hasil ternak), serta ke mana pun mereka akan datang atau pergi (waktu masuk dan waktu keluar, 16-19). Ada begitu banyak kutukan yang akan TUHAN berikan bagi setiap orang yang hidup dalam ketidaksetiaan. TUHAN sendiri yang mendatangkan kutukan, huru-hara, ancaman bahaya, penyakit, dan kekalahan bagi setiap orang yang hidup dalam ketidaksetiaan (20-46). Mungkin tebersit dalam pikiran kita, mengapa Tuhan bisa melakukan hal sekejam itu jika Ia memang mengasihi kita? Jawabannya, hal yang paling Tuhan inginkan dari kita adalah hidup dalam kesetiaan. Di luar Tuhan, kita tidak akan pernah mendapatkan kebaikan apa pun dalam hidup kita. Di mana pun, ke mana pun, dan apa pun yang akan kita kerjakan semua hanya menghasilkan kutukan. Hal ini terjadi agar kita menyadari bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang memiliki karakter kasih dan keadilan. Kasih-Nya terbukti saat Dia rela menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, namun keadilan Nya memastikan konsekuensi atas ketidaksetiaan. Jika kita menyadari hal ini, kita akan menghargai kemurahan Tuhan dan menjaga hidup dengan kewaspadaan agar tidak mendukakan hati-Nya. [RMT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |