Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/12/14 |
|
Sabtu, 14 Desember 2024 (Minggu Adven 2)
|
|
Allah kita bukan hanya Allah Yang Maha Pengasih, tetapi juga Yang Mahakudus, seperti yang jelas terlihat ketika Ia berfirman di Gunung Sinai. Setelah umat menyaksikan guruh, kilat, sangkakala, dan asap, mereka menjadi takut dan berdiri jauh-jauh (18). Mereka juga meminta supaya Allah tidak berbicara kepada mereka secara langsung, melainkan melalui Musa (19). Sikap umat adalah sikap yang wajar karena manusia berdosa pasti akan takut jika mereka berhadapan dengan kekudusan Allah. Jangankan manusia, makhluk surgawi seperti serafim yang tidak berdosa pun tidak tahan melihat kemuliaan Allah dan memakai dua sayap mereka untuk menutupi wajah mereka (bdk. Yes. 6:2). Kita kadang hanya berfokus pada Allah yang mengasihi, tetapi kurang berfokus pada Allah yang kudus. Padahal, kekudusan-Nya begitu penting sehingga menjadi satu-satunya atribut Allah yang disebutkan tiga kali berturut-turut, seperti dalam pujian serafim: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Semesta Alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (bdk. Yes. 6:3). TUHAN adalah Allah Yang Mahakudus, berarti Ia tidak akan mengabaikan setiap dosa yang dilakukan, bahkan ketika kita berniat untuk menyembah-Nya (25-26). Nadab dan Abihu dihukum TUHAN karena mereka mempersembahkan api yang tidak diperintahkan-Nya (lih. Im. 10:1-3). Demikian pula, Musa dikatakan tidak percaya dan tidak menghormati kekudusan Allah pada saat ia memukul bukit batu sampai dua kali (bdk. Bil. 20:11-12). Oleh karena itu, kekudusan TUHAN merupakan hal yang tidak dapat dianggap ringan dan umat dapat dihukum dengan sangat berat ketika mereka melanggarnya. Kita perlu sadar betapa dahsyatnya kekudusan TUHAN serta harus berupaya keras untuk menghormatinya dalam segala sesuatu yang kita katakan dan lakukan. Kiranya kita mengasihi bukan hanya Allah yang penuh kasih, tetapi juga Allah yang kudus. Sudah sewajarnya kita benar-benar berupaya untuk menjalankan hidup yang kudus karena TUHAN, Allah kita, kudus adanya (bdk. Im. 19:2). [INT] Baca Gali Alkitab 11 Dalam pekerjaan apa pun selalu ada dua tipe orang yang bekerja di dua tempat berbeda, yaitu di atas panggung dan di belakang layar. Meski yang satu terlihat lebih menonjol daripada yang lain, keduanya sama-sama penting dan berjasa dalam suksesnya pekerjaan itu. Keduanya harus saling menopang dalam kerja sama yang sehat dan positif. Pentingnya kerja sama menjadi makin nyata lagi dalam pekerjaan Tuhan. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |