Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/12/11

Sabtu, 11 Desember 2021 (Minggu Adven ke-2)

Yehezkiel 3:4-15
Allah Meneguhkan Hati

Bukan hal yang mudah menghadapi orang keras kepala. Apa pun yang kita sampaikan tidak akan didengarnya, seperti bicara pada tembok. Kita capek hati, bahkan emosi terkuras. Menghadapi satu orang saja sangat sulit, terlebih lagi harus menghadapi satu bangsa.

Yehezkiel diutus menghadapi bangsanya sendiri, yakni kaum Israel, untuk menyampaikan perkataan Allah (4). Seharusnya mudah bagi Yehezkiel karena ia bukan berbicara kepada bangsa asing yang berbeda bahasa. Namun, kenyataannya lebih sulit karena ia menghadapi kaum Israel yang berkepala batu dan tegar hati. Bangsa itu tidak mau mendengarkan Allah, terlebih lagi Yehezkiel (5-7).

Namun, Allah tetap mengutus hamba-Nya. Allah meneguhkan hati Yehezkiel dan membuat semangatnya membaja untuk melawan mereka (8-9). Seperti batu intan yang lebih keras daripada batu, peneguhan Allah bagi Yehezkiel lebih kuat daripada ketegaran hati mereka. Ketika bangsa Israel menjauh dari-Nya, Allah tetap memberikan firman-nya dan mengutus seorang nabi (10-11).

Perikop ini belum menjelaskan secara terperinci apa yang difirmankan Allah kepada Yehezkiel. Namun, Yehezkiel turut merasakan murka Allah. Ia tidak pergi dengan hati yang gembira, tetapi dengan hati panas dan perasaan pahit (14). Yehezkiel bukan hanya pembawa pesan yang tidak merasakan apa-apa, melainkan seorang nabi yang telah melihat kemuliaan Allah dan dipenuhi kekuasaan-Nya.

Terkadang manusia tidak mau mendengarkan bukan karena halangan teknis, seperti perbedaan bahasa, melainkan karena kekerasan hati mereka. Justru kepada orang-orang seperti itulah Allah mengutus kita untuk memberitakan Injil-Nya. Allah ingin supaya kita menerima firman-Nya dan menyampaikannya kepada sesama. Untuk itu, Allah sudah menyiapkan perlengkapan untuk kita; Ia memberikan keberanian agar kita sanggup menghadapi kesulitan yang akan kita hadapi.

Karena itu, dalam situasi apa pun, kita tetap mengerjakan tugas dan tanggung jawab dari Allah. Ketakutan bisa saja melanda, tetapi kita akan mengalahkan rasa takut itu dengan tetap beriman kepada Allah. Dialah yang selalu meneguhkan hati kita. [SLM]


Baca Gali Alkitab 6

Yehezkiel 3:4-15

Sewaktu kita diajak ke dalam sebuah misi penginjilan, kita takut akan berbagai macam keterbatasan. Padahal, nyatanya yang menjadi hambatan terbesar bukanlah hal-hal teknis, melainkan keterbukaan hati manusia. Demikianlah yang dialami Nabi Yehezkiel. Jangankan didengarkan, Yehezkiel bisa-bisa diejek, dipukuli, dan diusir oleh orang-orang sebangsanya. Seorang nabi saja bisa merasa takut, apalagi kita! Sebenarnya, apa yang membuat para nabi mampu menyampaikan firman Allah di tengah umat yang tegar tengkuk?

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa firman Allah kepada Yehezkiel? (4)
2. Kepada bangsa yang seperti apa Yehezkiel diutus? (5-7)
3. Apa yang dilakukan Allah untuk mengutus Yehezkiel? (8-9)
4. Apa yang Allah kehendaki dari Yehezkiel? (10-11)
5. Apa yang dialami Yehezkiel di dalam kuasa Roh Allah? (12-13)
6. Bagaimana perasaan Yehezkiel setelah mendengar firman Allah? Kemudian, apa yang ia lakukan? (14-15)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Pada kenyataannya, apa yang sering kali menjadi kendala atau hambatan terbesar dalam pemberitaan Injil?
2. Apa yang lebih keras daripada hati seorang pemberontak? Dan, siapa yang sanggup memberikannya bagi Anda?
3. Apakah panggilan pelayanan Anda lebih ditentukan oleh mood (suasana hati) Anda, orang lain, atau oleh kehendak Allah?
4. Adakah perubahan sikap atau perasaan yang Anda alami setelah membaca Alkitab?

Apa respons Anda?
1. Persiapan apa saja yang Anda perlukan agar dapat memberitakan firman Allah dengan lebih berani?
2. Bagi mereka yang mau mendengarkan, pengajaran dan bantuan apa yang akan Anda berikan?
3. Bagi mereka yang tidak mau mendengarkan, kebenaran apa yang akan Anda nyatakan?

Pokok Doa:
Baik dalam penerimaan maupun penolakan, mohon hikmat dan bimbingan Tuhan untuk berkata-kata memberitakan firman-Nya.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org