|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/12/01 |
|
Senin, 1 Desember 2025 (Minggu Adven ke-1)
|
|
|
Sering kali sebagai umat Tuhan, kita memiliki standar ganda dalam mengikuti-Nya. Berkat-Nya kita terima, tetapi di sisi yang lain kita enggan menjadi berkat bagi sesama. Kasih-Nya kita nantikan, tetapi kita pilih-pilih orang dalam mewartakan kasih. Jika ini yang terjadi, sesungguhnya kita tidak ada ubahnya dengan dunia dan segala nilai yang dianutnya. Perikop kita kali ini sungguh menarik. Kitab Ulangan pasal 15 dibingkai dalam percakapan mengenai hukum-hukum TUHAN yang disampaikan kepada umat Israel. Segala aspek kehidupan sosial dan kemasyarakatan tercakup dalam hukum-hukum tersebut. Pada pasal 15 secara khusus TUHAN berbicara mengenai keadilan dan bagaimana kesejahteraan seharusnya menjadi sesuatu yang dirasakan bersama. Pada paruh pertama percakapan, kita akan dibawa pada ketetapan TUHAN mengenai penghapusan utang pada tahun ketujuh (1-11). Dalam tahun tersebut seluruh utang seseorang kepada orang lainnya harus dihapuskan, kecuali utang orang-orang asing. Mereka yang dihapuskan utangnya adalah mereka yang miskin. Jika terus dibebani utang, tidak akan ada kesejahteraan dalam hidup mereka. Demikian juga halnya soal kepemilikan budak. Pada masa itu, memiliki budak adalah hal yang wajar. Namun, orang Israel dituntut untuk membebaskan budak mereka pada tahun ketujuh (12-18). Ada prinsip keadilan di sini, serupa dengan penghapusan utang, yang menjadi semangat dari hukum ini adalah pembebasan serta keadilan. Kemudian, umat diundang untuk mempersembahkan anak sulung lembu, sapi, kambing, domba mereka yang tanpa cacat kepada TUHAN (19-23). Saat umat melakukan hal ini, sesungguhnya TUHAN ingin mengajar mereka untuk bersyukur dan tidak terbutakan oleh harta benda yang dimiliki. Berkaca pada hidup kita saat ini, bukankah kita masih sering melihat perlakuan tidak adil terhadap sebagian saudara kita? Satu hal dapat kita perbuat, yaitu menangkap perintah Tuhan dengan berlaku adil kepada sesama dan tidak melakukan penindasan. [WDN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |