Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/11/30 |
|
Kamis, 30 November 2017 (Minggu ke-25 sesudah Pentakosta)
|
|
Pada sebuah spanduk tertulis, "Menang Mabuk, Kalah Ngamuk". Tulisan itu mengingatkan kita akan bahaya kemabukan. Orang mabuk adalah orang tidak bisa mengendalikan dirinya. Dalam kondisi mabuk, seseorang bisa melakukan tindakan apa pun di luar kesadarannya. Bertingkah di luar kesadaran pastilah membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Raja Belsyazar adalah pengganti Nebukadnezar. Nama Belsyazar berarti "O Dewa Bell, lindungliah raja". Tentu saja menjadi seorang penguasa pastilah menyenangkan. Saking gembiranya, Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesar kerajaan. Jumlah yang hadir dalam jamuan itu sebanyak seribu orang. Tanpa disadari olehnya, Belsyazar terlalu banyak minum anggur sehingga ia menjadi mabuk. Dalam kondisi seperti itu, ia menitahkan bawahannya membawa perkakas emas yang dibawa oleh ayahnya, Nebukadnezar, dari Bait Suci Yerusalem (2). Semua perkakas itu diangkut ke Babel sebagai simbol kemenangan Babel atas Israel. Belsyazar memerintahkan agar perkakas tersebut dipakai untuk minum anggur. Sambil menikmati anggur, mereka memuji-muji dewa dewi Babel (4). Di mata Allah, tindakan itu adalah sebuah penghinaan terhadap kesucian-Nya. Itulah sebabnya Allah murka dan Ia menghukum Belsyazar. Saat itu, tampaklah jari-jari manusia menulis pada kapur dinding istana raja (5). Melihat tulisan di dinding itu Belsyazar menjadi pucat, gelisah, sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas, dan lututnya berantukan (6). Karena itu, ia memanggil orang-orang bijaksana, ahli jampi, dan ahli nujum untuk menerjemahkan tulisan tersebut (7). Saat ini ada banyak hal yang bisa memabukkan hidup orang percaya. Misalnya, mabuk harta, cinta, kekuasaan, dan lainnya. Dalam kemabukan itu, banyak orang dengan sewenang-wenang menghina Allah. Karena itu, marilah kita senantiasa mawas diri dan berdoa agar Allah selalu mengingatkan status kita sebagai umat Allah yang harus menjadi terang dan garam Allah bagi dunia yang gelap. [WSP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |