Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/11/27 |
|
Senin, 27 November 2017 (Minggu ke-25 sesudah Pentakosta)
|
|
Kesetiaan Daniel sebagai penasihat raja tidak perlu diragukan lagi. Ia bukan hanya setia pada tugas dan tanggung jawabnya, tetapi juga mencintai Allahnya dengan sepenuh hati, sejak masih hidup di Yehuda hingga dibuang ke negeri Babel. Selain itu, ia penuh dedikasi melaksanakan tugasnya sebagai pelayan raja. Karena itu, ketika Nebukadnezar mengalami masalah, Daniel datang menghadap raja dan menjadi penasihat yang bijaksana (8). Dalam istana Nebukadnezar, Daniel dikenal dengan nama Beltsazar, yang artinya Bel melindunginya. Meskipun namanya sudah diganti, Daniel masih setia menyembah Allah Israel. Nebukadnezar menyebut Daniel sebagai pribadi yang diurapi oleh roh dewa yang kudus. Sebutan itu membuktikan bahwa Nebukadnezar menganggap Allah Daniel merupakan dewa tertinggi di seluruh Babel (8-9). Dalam konteks inilah, Nebukadnezar menyampaikan mimpi dan penglihatan yang menggelisahkan hatinya kepada Daniel. Dalam mimpinya, raja melihat sebatang pohon tinggi di tengah bumi dengan daun dan buah yang berlimpah (12). Tampak pula padanya seorang penjaga yang kudus turun dari langit dan memerintahkan agar pohon itu ditebang, namun tunggulnya dibiarkan tetap tinggal di tanah (13-14). Selain itu, penjaga kudus tersebut juga menyatakan bahwa hati manusia akan berubah menjadi hati binatang. Peristiwa itu akan berlangsung selama tujuh tahun lamanya (16). Jika dicermati dengan baik, mimpi dan penglihatan itu bersifat simbolik yang memiliki kaitan dengan kehidupan Nebukadnezar. Di sini, Tuhan hendak mengingatkan Nebukadnezar bahwa sehebat apa pun kekuasaannya, ia hanya manusia fana yang memiliki keterbatasan. Sedangkan Allah Israel adalah Pribadi yang sempurna dan abadi. Apakah kita selalu mencari wajah Tuhan dalam kehidupan sehari-hari? Jika tidak, maka akuilah segala kesalahan kita di hadapan-Nya agar kehidupan kita penuh semangat dan sukacita. Jika iya, tetaplah setia karena segala jerih lelah kita tidak pernah sia-sia. [WSP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |