Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/11/23 |
|
Kamis, 23 November 2017 (Minggu ke-24 sesudah Pentakosta)
|
|
Ingar-bingar penahbisan patung emas buatan Raja Nebukadnezar sudah selesai. Ritual untuk penyembahan patung ramai dilakukan oleh penduduk Babel. Setiap bunyi seruling, kecapi, rebab, dan gambus terdengar, semua orang datang menghadap para dewa di hadapan patung emas. Ternyata tidak semua warga Babel mengikuti arahan tersebut. Sebab, ada orang-orang tertentu yang menolak untuk menyembah patung itu. Beberapa orang Kasdim memanfaatkan kesempatan ini untuk melaporkan kepada Raja Nebukadnezar tentang orang-orang Yahudi yang tidak menyembah dewa (8). Orang Kasdim adalah sebutan bagi mereka yang bekerja di tempat peribadatan dewa Babel. Dalam ritual penyembahan para dewa, mereka berucap, "Ya raja, kekallah hidup tuanku". Dengan ucapan itu figur Nebukadnezar dijadikan sesembahan dan dipuja sebagai "Yang kekal" (9). Dalam laporannya, orang Kasdim menyampaikan bahwa Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah orang-orang Yahudi yang sengaja membangkang titah raja (12).Laporan itu membangkitkan kegusaran dan kemarahan Nebukadnezar. Ia meminta supaya mereka dibawa menghadap kepadanya (13). Ketika raja menginterograsi dengan berbagai pertanyaan atas keenganan mereka menyembah patung emas (14-15), mereka mengatakan bahwa tidak ada gunanya memberi jawab kepada raja karena mereka hanya setia pada Allah Israel (16). Ancaman Nebukadnezar tidak membuat nyali Sadrakh, Mesakh, dan Abednego ciut. Malahan ancaman itu mendorong mereka menyatakan imannya bahwa Allah Israel sanggup melepaskan dari perapian yang menyala-nyala (17). Seandainya Allah tidak menolong mereka dari maut, mereka memilih tidak akan menyembah allah buatan manusia (18). Tindakan iman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dapat dijadikan teladan bagi kita. Hal itu dibutuhkan keberanian. Sebab, beriman kepada Allah berarti memasrahkan semua persoalan kepada-Nya secara total tanpa kehilangan arah dan tujuan hidup. [WSP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |