Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2004/11/04 |
|
Kamis, 4 November 2004 (Minggu ke-23 sesudah Pentakosta)
|
|
Dihukum supaya bertobat. Cara efektif agar seseorang bertobat adalah dengan "membiarkannya" menderita sehingga ia berpaling kepada Tuhan untuk mendapatkan kelepasan. Allah kecewa dan marah terhadap ketidaksetiaan Israel. Israel telah berselingkuh dengan Baal (ayat 4). Gambaran ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan agama Kanaan yang menganggap Baal sebagai pemilik tanah Kanaan. Baal dianggap sebagai pemberi kesuburan bagi lahan pertanian. Rupanya Israel menganggap Allah mereka hanyalah Allah `padang gurun' yang tidak mampu memberkati mereka di tanah Kanaan. Israel lalu menyembah Baal demi kehidupan yang berkelimpahan di tanah Kanaan. Apa yang dilakukan-Nya sebagai suami yang dikhianati? Pertama, Allah memutuskan semua jalan sehingga Israel tidak berhubungan dengan Baal (ayat 5). Israel akan kehilangan semua berkat Allah yang selama ini dinikmatinya (ayat 7-8). Israel akan dipermalukan Allah karena ilahnya tersebut (ayat 9), akibatnya Israel akan kehilangan segala-galanya (ayat 10-11). Puncaknya, Israel harus mengalami pembuangan di Asyur (ayat 11b-12). Kedua, tujuan pembuangan Israel ke Negara Asyur itu adalah untuk membawa balik "istri" (umat Israel) yang berkhianat itu kepada Allah Israel (ayat 13-22). Di pembuangan, Israel akan mempunyai banyak waktu untuk merenungkan kasih Allah yang dulu menjadi milik Israel. Meski demikian, Allah Israel adalah Allah yang setia. Ia akan mengembalikan Israel menjadi istri yang dikasihi Allah (Ruhama) dan kembali menjadi umat-Nya (Ami) (ayat 22). Tatkala hal-hal duniawi telah menarik perhatian kita untuk berpaling dari kesetiaan kepada Allah, insyaflah bahwa hanya di dalam Kristus tersedia berkat sejati untuk hidup kita. Jika kita sedang mengalami jalan panjang penghukuman Allah seperti yang dialami Israel sebagai akibat ketidaksetiaan kita, berbaliklah untuk bertobat kepada-Nya. Ia tak ingin kita binasa, tetapi ingin kita pulih mesra dengan-Nya. Yang kulakukan: Terima kasih Tuhan, kasih-Mu membuat ketidaksetiaan kami diampuni. Kami bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kasih-Mu itu.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |