Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/10/28 |
|
Sabtu, 28 Oktober 2023 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
|
|
Cerita akan penguasa yang mempermainkan hukum bukanlah hal baru. Ketika berkuasa, seseorang seolah kebal hukum, bahkan hukum dapat dijadikannya alat untuk semakin mengokohkan kekuasaannya. Ia seolah berada di atas hukum, 'tak tersentuh oleh hukum. Maka tak heran orang berlomba-lomba untuk bisa menjadi orang yang berkuasa. Tetapi, bagian firman ini menunjukkan bukan seperti ini harusnya sikap penguasa. Raja haruslah mentaati aturan-aturan yang Tuhan, tetapkan (46:4-8). Ia pun harus memberikan teladan dengan mempersembahkan kurban bakaran yang bahkan lebih banyak dari umat yang dipimpinnya (46:12-15). Secara gestur, di dalam peribadatan sang raja pun harus sujud menyembah Allah bersama dengan umat Israel (9). Jadi, seluruh umat Israel menyaksikan penguasa berjuang bersama dengan umat untuk menaati perintah Tuhan yang dinyatakan melalui ritual-ritual ibadah ini. Hal yang lebih menarik adalah sekalipun raja lebih kaya dan makmur dibandingkan umat yang lain, Allah tetap melindungi kepemilikannya dan keturunannya. Jika raja murah hati, mengasihi hambanya dengan memberi milik pusakanya, pada tahun Yobel pusaka itu harus dikembalikan (lih. Im. 25:10). Di sini Tuhan juga melihat akan adanya kemungkinan ketidakadilan rakyat terhadap seorang penguasa. Tetapi untuk raja, Allah juga memperingatkan keras bahwa raja tidaklah boleh merampas milik pusaka rakyat karena itu akan membuat rakyat menderita. Anak-anak raja juga hanya boleh mendapatkan warisan dari pusakanya sendiri. Di sini Allah juga menjaga umat-Nya dari kemungkinan penguasa yang laim. Setiap kita memegang kekuasaan sekalipun porsi yang berbeda-beda. Hak dan keamanan kita haruslah dilindungi, dan juga sebaliknya, yaitu orang-orang yang kurang berkuasa dari kita. Semakin berkuasa semakin Tuhan minta ketaatan lebih besar. Mari, belajar taat dan menggunakan kekuasaan kita justru untuk mengasihi orang yang kita pimpin. [JHN] Baca Gali Alkitab 9 Kurban-kurban penebusan dosa yang dilakukan menurut hukum Taurat belum sempurna. Oleh karena itulah ritual pengurbanan sering kali diulangi. Ritual pengurbanan diulang terus-menerus setiap tahun, pada bulan tertentu, dan selama periode waktu tertentu. Perlu diingat, adanya kurban-kurban itu tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalam hukum Taurat (bdk. Ibr. 10:1-3). Namun demikian, meskipun menurut hukum Taurat terdapat kecenderungan mengulangi tindakan-tindakan ibadah yang sama, hal yang perlu kita ingat adalah kurban pendamaian dipersembahkan satu kali untuk selama-lamanya. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |