|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/10/22 |
|
Rabu, 22 Oktober 2025 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
|
Percakapan dua orang penjahat yang ikut disalibkan di samping kiri dan kanan Yesus mengingatkan kita bahwa Yesus tidak bersalah. Namun, Dia ikut disalibkan di antara penjahat penjahat. Yesus dihitung sama seperti penjahat bagi para ahli Taurat dan imam-imam kepala. Para pemimpin ini mengejek Yesus, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah" (35). Prajurit-prajurit pun mengolok olok Dia, mereka menawarkan anggur asam kepada-Nya (36). Dibuat juga tulisan di atas kepala Yesus, "Inilah Raja orang Yahudi" (38). Seolah-olah tulisan itu sebagai ejekan dari pemimpin Romawi kepada bangsa Yahudi. Tanpa mereka sadar, pemimpin Romawi sendiri mengakui Yesus adalah Raja, dan itu benar karena Yesus adalah Raja bukan hanya untuk orang Yahudi, melainkan Raja yang menyelamatkan dunia. Dua orang penjahat disalibkan bersama dengan Yesus. Satu penjahat mengolok olok Yesus (39). Namun, satu orang penjahat lainnya menyesali kejahatan yang diperbuatnya, dan ia merasa hukumannya itu setimpal dengan kejahatannya (40-41). Si penjahat ini mengaku bahwa perbuatannya jahat. Dalam keberdosaannya, dia mengakui, Yesus adalah Raja, meski saat itu mereka sama sama tersalib. Ada ungkapan iman dari dalam hatinya bahwa Yesus sebagai Raja mampu menyelamatkannya. Yesus pun mendengar pengakuan dosa si penjahat ini dan melihat iman melalui kata-katanya. Yesus mengampuninya dan berkata, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (43). Kita patut bersyukur karena Yesus adalah Raja yang menyelamatkan dunia. Tak ada pemimpin atau raja-raja di dunia ini yang mampu seperti Yesus dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan menyelamatkan dunia ini. Pengampunan-Nya membuat kita selamat. Ingat, ada janji Allah bagi kita: sebesar apa pun dosa dan pelanggaran kita, tidaklah terlalu berat bagi-Nya untuk menebusnya. Dengan catatan, kita mau jujur mengakui kesalahan di hadapan Yesus, menyesali perbuatan kita, dan bertobat. [NRG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |