Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/10/18 |
|
Jumat, 18 Oktober 2024 (Minggu ke-21 sesudah Pentakosta)
|
|
Dalam agama Mesir kuno, "Ra" adalah dewa matahari dan dewa kehidupan. Menurut mitos, tiap malam ia berlayar melalui dunia orang mati. Menjelang subuh, ia bertarung melawan seekor ular besar dan mengalahkannya supaya ia bisa muncul kembali menghadirkan hari yang baru. Nabi Musa menantang kesaktian Ra. Sesuai perintah Allah, Musa mengangkat tangannya. Maka, langit di atas Mesir seketika menjadi gelap gulita. Hal itu berlangsung selama tiga hari (22). Dalam sanubari orang-orang Mesir, Ra telah dikalahkan dan mati. Kekacauan besar melanda seluruh Mesir seiring kematian dewa jagoan mereka. Bahan makanan telah lama menjadi langka. Kalaupun ada, sekarang mereka tidak dapat menyiapkan makanan sebab semuanya gelap gulita. Tidak ada yang dapat berpindah tempat tanpa membahayakan dirinya (23). Keputusasaan mencekik orang-orang Mesir. Dalam situasi genting antara hidup dan mati itu, apa yang dilakukan oleh Firaun? Ia tawar-menawar dengan Musa. Ia masih menimbang-nimbang kerugian ekonomis bila harus melepaskan bangsa Israel dan semua ternak mereka (24). Seperti Firaun, sifat seorang penyembah berhala mewarisi sifat ilahnya. Ia selalu mementingkan diri sendiri. Celakalah bila kita dipimpin oleh seorang penyembah berhala. Celakalah lembaga yang dipimpin oleh orang yang mementingkan dirinya sendiri. Saat ini, apakah pemimpin kita sungguh-sungguh peduli terhadap nyawa manusia? Kita harus berdoa agar negara kita dipimpin oleh orang benar. Kalaupun tidak seiman, berdoalah supaya ia tidak mementingkan diri sendiri maupun kelompoknya. Apakah kita peduli terhadap hajat hidup orang lain? Mari kita periksa hidup keseharian kita. Apakah keputusan-keputusan kita lebih sering didasarkan pada pertimbangan ekonomis dan bukan kesejahteraan bersama? Tuhan Yesus menginginkan kita bersinar supaya Bapa-Nya di surga dimuliakan (bdk. Mat. 5:16). Terang kita paling bersinar ketika kita menyatakan empati dan kasih di dalam dunia yang gelap ini. [PHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |