Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/10/11 |
|
Minggu, 11 Oktober 2020 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Barangkali hampir kita semua pernah dimarahi orang lain, paling tidak oleh orang tua kita sendiri? Bagaimana perasaan Anda ketika orang tersebut marah? Apa yang Anda rasakan atau alami? Apakah kemarahan itu membuat Anda takut atau bahkan sampai menimbulkan pengaruh buruk terhadap hidup Anda? Nah, orang Israel beberapa kali menerima murka Allah. Karena murka-Nya, Tuhan menggerakkan bangsa lain yang kuat untuk menyerbu dan memerangi umat-Nya sendiri. Bangsa itu tidak mengenal lelah. Mereka bersenjata panah dan menunggangi kereta perang yang bergemuruh dan bergerak dengan cepat. Pada hari penyerbuan itu suara mereka seperti lautan yang menderu dan awan menyelimuti bumi hingga menjadikannya gelap (26-30). Dalam kedaulatan-Nya, Tuhan pasti mengerjakan apa yang telah difirmankan-Nya. Murka Allah bangkit dalam keadilan-Nya. Hal ini berkenaan dengan hukuman yang hendak Allah laksanakan terhadap umat pilihan-Nya yang memberontak. Murka-Nya tersulut karena umat mengabaikan peringatan-peringatan yang disampaikan melalui nabi-Nya. Ngerinya murka Allah begitu dahsyat sampai-sampai Ia mengacungkan tangan-Nya dan memukul mereka mati. Tidak ada yang bisa membendung-Nya, dan sampai di situ pun murka Allah belum surut dan tangan-Nya masih teracung (25). Hal ini menggambarkan betapa dahsyatnya murka Allah. Tidak ada yang bisa membendung. Tidak ada yang bisa menyurutkan kedahsyatan murka Allah. Pelajaran bagi umat Tuhan sepanjang abad adalah ketika umat mengabaikan peringatan dan dengan sengaja melanggar kehendak Allah, Ia tidak akan segan-segan menghukum. Bahkan, Ia bisa memakai musuh untuk menjadi alat-Nya untuk memberi penghukuman. Karena itu, jika hari ini kita telah berdosa kepada Tuhan dan berjalan menjauhi-Nya dengan begitu jauh, marilah kita bertobat. Mari kita berbalik kepada Tuhan dan senantiasa hidup seturut kehendak-Nya supaya kita tidak harus menerima murka-Nya yang sungguh-sungguh mengerikan. [MAM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |