|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/10/10 |
|
Jumat, 10 Oktober 2025 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
|
Kita semua pasti pernah diperhadapkan pada situasi di mana rasa takut menguasai hati kita. Takut kehilangan, takut gagal, atau takut akan masa depan. Perasaan takut bisa membuat kita salah mengambil keputusan, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Hal ini juga terlihat pada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat ketika mereka mencari cara untuk membunuh Yesus. Padahal hari itu sudah dekat perayaan Roti Tidak Beragi atau yang disebut Paskah (1). Para memimpin agama yang seharusnya menjadi pelayan Tuhan dan membawa terang bagi umat, justru terjebak dalam keinginan pribadi untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Sebenarnya, mereka bisa saja melakukannya dengan menggunakan kekerasan, tetapi mereka takut kepada orang banyak yang sudah percaya kepada Yesus. Ketakutan menguasai mereka sehingga mereka berencana jahat dan mengabaikan kebenaran. Alih alih mengakui Yesus sebagai Mesias, mereka justru berusaha menyingkirkan-Nya demi keuntungan pribadi. Tindakan para pemimpin agama ini juga mengingatkan kita bahwa dosa sering kali dimulai dari pikiran dan niat di dalam hati. Keinginan untuk menangkap dan membunuh Yesus tentu tidak muncul secara tiba-tiba. Semua itu adalah hasil dari hati yang terus-menerus dipenuhi iri hati dan tidak mau menerima kebenaran yang Yesus bawa. Ketakutan yang salah dapat membuat kita bertindak jauh dari kebenaran Tuhan. Ketika membiarkan rasa takut menguasai hati, kita mungkin membuat keputusan yang menyakiti orang lain, bahkan menyakiti diri sendiri. Hendaknya kita menilik hati kita masing-masing, apa kita juga membiarkan ambisi pribadi, ketakutan, atau rasa iri mengalahkan kasih dan kebenaran Tuhan? Kita patut menjaga pikiran dan hati kita dengan terlebih dahulu menyaring apa yang masuk ke dalam pikiran kita. Biarlah kita mendengar apa yang baik untuk jiwa kita sehingga ketika perasaan takut mulai muncul, kita dapat melangkah maju dengan keyakinan teguh bahwa Tuhan sepenuhnya memegang kendali atas hidup kita. [SLM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |