Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/10/05 |
|
Kamis, 5 Oktober 2023 (Minggu ke-18 sesudah Pentakosta)
|
|
Gunung sering dikaitkan dengan keperkasaan. Ketinggiannya yang menjulang menjadikannya istimewa. Belum lagi gunung berapi yang menyimpan kekuatan dan kedahsyatan tiap kali erupsi. Gunung yang ditutupi oleh lebatnya hutan menjadikannya sebagai wahana mengalirnya energi kehidupan. Karena keistimewaannya, gunung dianggap sebagai takhta Allah. Raja Tirus yang karena kesombongannya, dijauhkan dari gunung Allah (16). Padahal, gunung Allah merupakan sumber kehidupan, kebahagiaan, dan tempat penuh berkat. Apa dan bagaimana jadinya bila orang sampai dibuang dari gunung Allah? Tentu, sungguh tak terbayangkan bila sampai dibuang dari gunung Allah. Hal itu berarti dibuang dari negeri orang hidup. Begitulah nasib raja Tirus yang diratapi oleh anak manusia, sebagaimana tertulis dalam nas hari ini. Begitulah nasib raja Tirus yang tragis, ia harus dibuang dari gunung Allah karena kesombongannya yang menonjol. Padahal, eksistensi raja Tirus begitu dipuji-puji oleh Tuhan Allah. Disebut sebagai gambar dari kesempurnaan, penuh hikmat dan mahaindah. Ia laksana berada di Taman Eden dengan segala keelokan dan kemewahannya. Kemuliaan sang raja begitu terlihat karena berada di gunung kudus Allah yang dipenuhi cahaya. Sungguh gambaran yang luar biasa memesona hingga dikatakan tidak tercela dalam tingkah laku. Sayang, akibat dihinggapi kecurangan yang melahirkan kesombongan, semua pujian itu pun lenyap. Bahkan ia dilempar ke bawah dari tempatnya yang tinggi. Tanda dari datangnya kejatuhan yang mencelakakan hingga menjadi makanan api yang menyala. Begitulah ucapan ratapan Nabi Yehezkiel mengenai akhir kisah dan lenyapnya raja Tirus. Belajar dari ratapan Nabi Yehezkiel, perbuatan dosa dengan segala bentuknya sangatlah tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan, dengan adanya berkat karunia pembaptisan, janganlah biarkan status kita sebagai anak-anak Tuhan menjadi sia-sia. Jadi, janganlah kita sombong supaya tidak terlempar dari naungan rahmat gunung kudus Tuhan. [SET]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |