Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/10/03 |
|
Selasa, 3 Oktober 2023 (Minggu ke-18 sesudah Pentakosta)
|
|
Ratapan biasanya dilahirkan oleh rasa duka atau kepedihan hati yang mendalam. Ancaman mahapralaya (kehancuran hebat) bagi kota Tirus menjadi berita duka. Sedih, kota pesisir yang indah itu akan hancur. Meratap adalah upaya meluapkan isi hati. Hal-hal yang teridentifikasi negatif diharapkan bisa meluap keluar bersama ucap ratap. Ratapan juga bisa menjadi manifestasi sebuah doa. Dengan meratap, kelemahan manusiawi yang meluap itu pun akan terhubung dengan kelimpahan kekuatan Roh Tuhan. Ada dimensi spiritual dalam sebuah ratapan. Karena itu, Tuhan memerintahkan Yehezkiel supaya mengucapkan suatu ratapan mengenai Tirus (2). Kota para pelaut tangguh itu mesti diratapi. Menarik bahwa yang diminta meratap bukan penduduk kota Tirus, melainkan justru sang nabi yang tidak ada hubungan apa pun dengan kota itu. Sekalipun demikian, memang ada hal-hal khusus yang mesti diucap dalam ratap sebagai bahan perenungan bagi para penduduk kota Tirus. Eksistensi kota Tirus yang banyak memiliki keunggulan menjadi penghantar penting supaya penduduk Tirus segera sadar. Bahwa mereka itu selain unggul dengan para pelautnya, juga terkenal dengan keindahan kapal-kapalnya. Tirus adalah kota pelabuhan yang masyhur pada zamannya. Akankah kota yang indah ini akan benar-benar hancur? Inilah perenungan utama yang harus diperhatikan oleh warga kota. Belum lagi, banyak orang dari luar Tirus yang berburu nafkah di kota itu. Dari Sidon hingga Kilmad. Menandakan betapa banyaknya orang-orang dari berbagai penjuru hidupnya bergantung pada Tirus. Apabila mahapralaya menimpa kota megapolitan ini, akankah para pencari nafkah itu akan kehilangan pekerjaannya? Perenungan yang layak dilakukan. Dengan perenungan yang mendalam, diharapkan ada kesadaran untuk bertobat. Apalagi, pertobatan itu membawa dampak yang besar bagi diri sendiri dan orang-orang yang hidupnya bersinggungan dengan keberadaan kita. Semoga kesadaran akan pertobatan terus menjadi pandu kehidupan beriman kita di dalam pengampunan Tuhan. [SET]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |