Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/10/03 |
|
Selasa, 3 Oktober 2017 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
Kejahatan muncul karena manusia tidak mampu menjernihkan hati dan mematikan egonya. Ketidakmampuan itu yang membuat seseorang sulit membedakan manakah tanggung jawabnya dan manakah dorongan perasaan semata. Saat seseorang mampu menjernihkan hatinya, maka ia sanggup memisahkan antara tanggung jawab dan perasaan. Karena didorong oleh rasa benci, Haman menjadi gelap mata. Ia melihat semua orang Yahudi harus turut menanggung perbuatan Mordekhai. Untuk melancarkan rencananya, ia memprovokasi Raja Ahasyweros untuk mengeluarkan titah dengan cara menfitnah orang-orang Yahudi sebagai bangsa yang suka membangkang (8-11). Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak Haman diangkat menjadi orang nomor dua di Kerajaan Persia (3:1), Raja Ahasyweros sangat memercayai Haman. Ahasyweros selalu mengiyakan apa yang disampaikan dan dilaporkan oleh Haman. Hingga jatuhlah keputusan bahwa orang Israel harus dibunuh dan dipunahkan pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar (12-15). Haman murka karena harga dirinya sebagai orang yang berkuasa diremehkan oleh orang kecil seperti Mordekhai, padahal Mordekhai sama sekali tidak bermaksud merendahkan diri Haman. Di sini Haman sudah dibutakan oleh harga dirinya. Dia tega menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk menghabisi bukan hanya Mordekhai, tetapi juga seluruh orang Yahudi. Dampak yang mengerikan adalah ketika seseorang tidak mampu menjernihkan hatinya dari amarah dan dengki akan terjadilah tindakan brutal. Demi memuaskan ego diri yang terluka, seseorang berani melakukan apa pun yang tidak masuk akal, misalnya pembunuhan dan lainnya. Kejahatan besar diawali dari rasa tidak suka terhadap orang lain. Karena itu, berhati-hatilah dengan keinginan yang berlebihan untuk menjadi orang yang dihargai dan dihormati. Sebab, sering kali hal itu membutakan akal sehat kita hanya menilai orang lain dari tampak luarnya saja. [TRW]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |