Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/09/29 |
|
Minggu, 29 September 2024 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Paulus kembali dianggap bikin ulah. Kali ini, kelompok Demetrius, konglomerat industri perak untuk kuil Artemis merasa terancam (23-29). Ajaran Paulus dilihat sebagai ancaman terhadap bisnis kuil Artemis yang sangat menguntungkan. Efesus adalah kota pusat penyembahan Artemis (35). Artemis dianggap sebagai pelindung penduduk kota itu. Jika Artemis terancam, maka bencana dapat menimpa umat penyembahnya. Ketakutan semacam itu menjadi motivasi yang kuat untuk menggerakkan massa melawan Paulus. Besarnya pengaruh ajaran Paulus dapat dilihat dari kekacauan dan demo besar-besaran di Gedung kesenian kota (29-32). Lalu, seorang bernama Aleksander didorong orang-orang Yahudi ke tengah gerombolan untuk memberikan penjelasan (33). Tidak jelas tugas yang harus ia lakukan, apakah ia berusaha membuat jarak antara sinagoge dengan Paulus; ataukah dia ditunjuk untuk menjelaskan bahwa Paulus dan kelompoknya ada dalam perlindungan hukum Roma? Apa pun yang terjadi, kekacauan berlanjut dan orang banyak berteriak-teriak selama dua jam (34). Di tengah-tengah kekacauan, wakil pemerintah datang menenangkan massa dan menegaskan bahwa Paulus dan murid-muridnya tidak melanggar hukum (35-41). Dengan demikian, Paulus terbebas dari tuduhan penistaan agama dan musuh negara. Namun, dengan kisah ini, Lukas menegaskan pengaruh ajaran Paulus yang makin meluas dan diakui oleh masyarakat. Ketika pengikut Yesus memberikan kontribusi luas di masyarakat melalui Injil, selalu ada risiko terjadi gesekan dengan berbagai kepentingan bisnis atau kekuasaan. Jika ada pihak yang merasa terancam, bisa saja memicu terjadinya persekusi atau penganiayaan. Lukas menegaskan bahwa kelompok Paulus dan Yesus bukanlah pemberontak. Selama umat Kristen mewartakan Injil, ada perlindungan Tuhan yang akan memelihara umat-Nya. Saat ini, mampukah umat Kristen di Indonesia tetap konsisten mewartakan Injil dan berkontribusi secara positif untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas? [IHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |