Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/09/25 |
|
Senin, 25 September 2023 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
Bagaimana perasaan orang tua jika mendapati anak mereka hidup dalam dosa perzinaan? Tentu saja sedih, kecewa, dan marah. Tak terbayangkan, sejak kecil diberi kasih sayang melimpah serta diberi pendidikan yang baik, ternyata setelah besar hidup dalam kemelut dosa perzinaan. Hati siapa yang tahan melihat ini? Demikian juga dengan Allah, Dia murka kepada dua bangsa milik-Nya yang telah melakukan perzinaan rohani. Allah berfirman kepada Yehezkiel melalui perumpamaan dua orang perempuan dari satu ibu yang suka melakukan perzinaan (1-2). Nama perempuan itu Ohola dan Oholiba (4). Ohola dan Oholiba digambarkan sebagai dua bangsa besar kepunyaan Allah. Ohola mewakili Israel, sedangkan Oholiba mewakili Yehuda. Keduanya berubah menjadi tidak setia kepada Allah. Bangsa yang diharapkan dan dijadikan umat kesayangan Allah, telah dibebaskan dari Mesir untuk menyembah Dia saja, namun kini menjadi bangsa yang menyembah allah bangsa Asyur. Mereka mencampurkan budaya serta penyembahan mereka. Mereka menyembah patung dan dewa bangsa Asyur. Itulah yang membuat Allah murka sehingga membiarkan bangsa Asyur menindas mereka. Bangsa Israel dan Yehuda sudah melupakan kebaikan, kasih setia, dan pertolongan Allah. Berkali-kali mukjizat-Nya ditunjukkan agar mata mereka terarah kepada Allah yang besar dan ajaib, yang adalah pemilik hidup mereka. Tetapi, tampaknya pengalaman rohani di masa lalu tak cukup membuat hati mereka benar-benar berpaut kepada Allah. Mereka bahkan sengaja melupakan perjanjian yang Allah buat dengan nenek moyang mereka. Setia kepada Allah bukan diukur dari satu masa kehidupan kita. Kesetiaan kepada Allah adalah proses perjalanan seumur hidup. Kita diingatkan untuk tidak mendukakan dan tidak menduakan Allah. Perzinaan jasmani dan perzinaan rohani sama-sama dosa yang tidak Allah sukai dari anak-anak-Nya. Mari terus mengingat kasih setia Allah dan pertolongan-Nya yang telah diberikan kepada kita pada masa lampau agar kita bisa setia selamanya. [SLM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |