Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/09/23 |
|
Sabtu, 23 September 2023 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
|
|
Kadang kita bertanya: "Mengapa orang jahat lestari hidupnya; mengapa Tuhan membiarkan mereka tetap hidup baik dan tidak dihukum?" Kembali, dalam nas kali ini, kata pedang digunakan (28). Pedang yang menggambarkan kematian sebagai hukuman tidak hanya dikenakan kepada Israel namun juga kepada bani Amon (29). Tuhan mendatangkan hukuman kepada mereka karena mereka membiarkan adanya penglihatan-penglihatan yang menipu dan tenungan-tenungan bohong mengenai diri mereka (29). Tuhan tidak tinggal diam, Dia memberikan penghukuman sesuai dengan konsekuensi dari kehidupan mereka yang penuh kefasikan (30-31). Demikianlah Tuhan. Dia dapat saja tampak diam ketika umat manusia hidup dalam kefasikan. Tuhan juga bisa menggunakan orang-orang fasik untuk melakukan penghukuman kepada umat-Nya yang tidak setia. Namun, bukan berarti Tuhan membenarkan kefasikan. Tuhan tetap adalah Tuhan yang mencintai kebenaran. Kefasikan tetap akan mendapat hukumannya. Orang fasik tetap akan menerima konsekuensi dari tindakannya. Dalam kehidupan, ketika kita melakukan hal yang tidak benar, mungkin kita tidak secara langsung menerima konsekuensinya. Hukuman yang jatuh secara tidak langsung itu bisa membuat kita terlena. dan memunculkan pikiran, "Ah, ternyata yang aku lakukan ini tidak apa-apa, tidak ketahuan, dan tidak ada yang menghukum. Tuhan juga diam saja." Hati-hati! Kita bisa ketagihan melakukannya lagi karena merasa aman dan nyaman dengan hidup yang tidak benar itu! Ketika sudah sampai tahap yang demikian, akan sulit bagi kita untuk berbalik menjadi benar karena sudah terlanjur nyaman. Oleh karena itu, sebelum merasa nyaman, segeralah berhenti. Mari kita sadari kesalahan kita dan segera berbalik untuk melakukan hal yang benar. Jangan pernah menganggap Tuhan tidak tahu dan tidak peduli perihal tindakan kita! Dia sangat tahu dan peduli. Ingat, pedang-Nya akan dijatuhkan kepada setiap orang yang fasik! Jadi, jangan tunggu pedang itu datang. Segeralah bertobat! [KRS] Baca Gali Alkitab 4 Menertawakan orang yang dihukum karena dosanya bukanlah perilaku yang baik. Orang yang bersalah atau berdosa memang pantas mendapatkan akibatnya, namun merendahkan atau mencela orang yang mendapatkan hukuman karena kesalahan atau dosanya bukanlah hak kita. Justru, yang harus kita lakukan adalah mewawas diri agar kita sendiri tidak jatuh ke dalam dosa lalu menerima hukuman juga. Bacaan kali ini mengisahkan tentang bani Amon yang menerima hukuman dari Tuhan tidak lama setelah Yerusalem jatuh ke tangan Babel. Bani Amon dihukum oleh Tuhan karena menertawakan kejatuhan Yerusalem. Allah murka dengan sikap bani Amon itu. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |