Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/09/20 |
|
Jumat, 20 September 2024 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
Paulus dan Silas mendekam di dalam penjara karena diperkarakan oleh para tuan pemilik hamba yang bisa menenung. Hamba itu sebelumnya telah dibebaskan Paulus dari Roh yang membuatnya dapat menenung (lih. Kis. 16:18). Hal itu membuat para tuan pemilik hamba tersebut kehilangan penghasilan. Di dalam penjara, Paulus dan Silas tidak gentar. Mereka tetap berpengharapan kepada Allah dengan senantiasa berdoa dan memanjatkan puji-pujian (25). Kemudian, terjadilah gempa bumi yang membuat penjara itu goyah. Sesungguhnya, mereka dapat dengan mudah keluar dari penjara. Itulah juga yang dipikirkan kepala penjara. Sampai-sampai sang kepala penjara siap mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup menanggung konsekuensi dari peristiwa tersebut. Menariknya, sedikit pun Paulus dan Silas tidak mencoba keluar dari penjara. Mereka justru menghibur sang kepala penjara. Saat terjepit, mereka melakukan apa yang diperkenan Allah. Belas kasihan yang mereka tunjukkan kepada kepala penjara itu membuka percakapan untuk memperkenalkan Kristus. Selanjutnya, kepala penjara beserta seisi rumahnya bertobat dan meminta dibaptis (33). Tuhan berjanji akan selalu menyertai asalkan kita mau berpegang teguh pada firman-Nya serta melakukan apa yang menjadi tugas dan panggilan kita. Keyakinan iman itulah yang harus kita pegang dalam menghadapi tantangan hidup. Keteguhan Paulus dan Silas untuk senantiasa berpegang pada apa yang benar dan dikehendaki Tuhan adalah sesuatu yang kiranya dapat juga kita perjuangkan dalam hidup sehari-hari. Dalam hal itulah kehidupan kita menjadi kitab terbuka dan kesaksian yang dapat dilihat banyak orang. Sering kali dengan alasan keadaan dan berbagai keterimpitan karena pergumulan hidup, banyak orang percaya kemudian beralasan meninggalkan cara hidup yang ditunjukkan Kristus. Melalui firman Tuhan pada saat ini, kita belajar bahwa dalam keterimpitan itulah kita makin erat berpegang pada-Nya sehingga akhirnya kita menjadi kesaksian bagi sesama. [WDN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |