Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/09/16 |
|
Senin, 16 September 2024 (Minggu ke-17 sesudah Pentakosta)
|
|
Dalam bacaan kita saat ini, konflik terjadi antara Paulus dengan Barnabas. Keduanya merupakan penginjil yang memberitakan kabar baik penyelamatan Allah di berbagai daerah. Saat itu, mereka hendak mengunjungi kembali kota-kota di mana telah terdapat jemaat Kristus karena penginjilan yang mereka lakukan. Perselisihan terjadi karena seseorang yang bernama Markus (37). Paulus memberitahukan alasannya kepada Barnabas, tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka dan tidak mau bekerja sama dengan mereka (38). Pada akhirnya, dalam perkunjungan yang akan dilakukan tersebut mereka memilih jalan yang berbeda. Barnabas dan Markus pergi ke Siprus, Paulus dan Silas pergi ke Siria dan Kilikia (39-41). Konflik, realitas yang akan selalu kita hadapi sebagai manusia. Cakupannya bisa kecil dan terbatas, atau dalam komunitas yang lebih luas. Oleh karena itu, perlu hikmat dan kebijaksanaan dalam mengelola konflik sehingga tidak berkepanjangan dan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Siapa tahu, timbul peluang bagi pertumbuhan seseorang dan komunitas yang tengah berkonflik. Benarlah firman Tuhan yang mengatakan bahwa Ia senantiasa merancangkan yang baik kepada umat-Nya. Bahkan di tengah konflik seperti itu pun rencana Tuhan menjadi nyata. Dengan berpisahnya Paulus dan Barnabas, berita Injil dapat menjangkau daerah yang lebih luas lagi. Bahkan tercatat pula dalam Alkitab bahwa di kemudian hari Paulus kembali menerima Markus dan mengakui pentingnya pelayanan yang ia lakukan (bdk. 2Tim. 4:11). Kita tidak tahu apa yang terjadi, tetapi sepertinya telah terjadi rekonsiliasi di sana. Sebagai umat Tuhan, mari kita hadapi konflik dengan bersandar penuh pada kehendak-Nya. Mari kita pun jangan terjebak pada ego pribadi yang dapat memperkeruh konflik. Sadarilah bahwa konflik dapat dipakai Allah untuk menyatakan kehendak-Nya yang mendatangkan damai sejahtera. Kiranya, Tuhan senantiasa menuntun kita menghadapi konflik di dalam kehidupan kita. [WDN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |