Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/09/06 |
|
Rabu, 6 September 2023 (Minggu ke-14 sesudah Pentakosta)
|
|
Kita, orang Kristen, sering lupa betapa berharganya firman Allah. Nas kita hari ini mengingatkan kita untuk lebih menghargai firman. Nas hari ini adalah perkataan Agur bin Yake dari Masa (1). Alkitab tidak pernah menyebut nama ini di tempat lain. Masa kemungkinan adalah keturunan Ismael (lih. Kej. 25:14). Walau sepertinya bukan orang Israel, Agur percaya kepada Allah dan ia berhikmat. Agur mengerti bahwa ia bodoh dan tidak memiliki pengertian seperti orang lain dan karena itu tidak mengenal Yang Mahakudus (2-3). Hal ini harus dimengerti sebagai bahasa hiperbola, yang menunjukkan ia mengerti sekali keterbatasannya sebagai manusia ketika berhadapan dengan Yang Mahakudus. Ayat 4 memakai 5 pertanyaan retorika untuk menekankan bukan hanya manusia tidak mampu, tetapi bahkan tidak tahu tentang hal-hal ajaib yang disebutkan. Tetapi, Allah mengetahuinya. Agur menyatakan bahwa firman Allah itu murni, dan perisai bagi orang-orang yang berlindung pada Allah (5). Karena itu, firman tidak boleh ditambah. Siapa melakukannya akan ditegur dan dianggap pendusta (6). Agur menyadari bahwa ia adalah orang bodoh yang tidak mungkin sepenuhnya mengerti Yang Mahakudus. Ia juga tahu terbatasnya kemampuan serta pengetahuan manusia. Sebaliknya Allah Mahamampu dan Mahatahu. Karena itu, Ia menasihatkan kita untuk sepenuhnya bersandar kepada firman Allah dan sama sekali tidak boleh menambahkannya karena tidaklah sebanding antara hikmat kita dengan hikmat Allah. Alkitab juga ditutup dengan pernyataan yang sama, tidak boleh menambahkan, dan juga mengurangi firman Allah (lih. Why. 22:18-19). Hal tersebut adalah peringatan serius untuk kita semua. Karenanya, marilah kita mengenal Allah dan firman-Nya seturut dengan apa yang diajarkan Alkitab. Tidak lebih, dan tidak kurang! Kiranya, Bapa memberikan kita segala hikmat dan juga kerendahan hati untuk mengerti dan memahami keterbatasan pengetahuan kita sebagai manusia, serta kerelaan hati menaati firman Allah seperti yang telah Ia nyatakan. [INT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |