Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/08/23 |
|
Jumat, 23 Agustus 2024 (Minggu ke-13 sesudah Pentakosta)
|
|
Orang Kristen terkadang sangat bangga dengan identitasnya, apalagi bila ia menggunakan keyakinan bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah semesta alam yang berkuasa atas segalanya. Sedihnya, jika tidak berhati-hati, ia akan merasa superior, memandang dirinya sebagai yang paling dekat dengan Allah, dan bahkan bisa-bisa melihat orang lain di luar imannya lebih rendah daripada dirinya. Memang benar bahwa Tuhan adalah Allah Yang Maha Tinggi. Tuhan adalah Raja di atas segala raja (3). Ialah yang berkuasa untuk memerintah atas segala bangsa dan menentukan tanah pusaka umat-Nya (4-5). Semua ini tidak dapat diragukan lagi; Ia layak mendapat pujian, penyembahan dan pengabdian total dari umat-Nya (2, 6-8). Namun, jangan lupa bahwa Tuhan juga adalah Allah yang kudus (9). Tuhan tidak pernah berpihak pada ketidakadilan, apalagi jika hal itu dilakukan oleh umat-Nya yang Dia cintai. Jika dikatakan bahwa Allah menaruh bangsa-bangsa di bawah Israel (4), itu bukan karena Israel adalah bangsa yang terbesar dan terhebat, tetapi justru karena Tuhan melihat Israel sebagai bangsa yang sangatlah kecil dan lemah. (lih. Ul. 7:7-9) Tuhan adalah Allah yang berbelas kasihan terhadap Israel yang menderita penindasan di Mesir, juga yang merendahkan bangsa-bangsa yang melakukan kejahatan, kekejaman, dan ketidakadilan. Pastilah Dia menginginkan umat-Nya tidak melakukan hal-hal yang sama. Umat seperti inilah yang nantinya akan menyanyikan pujian penyembahan bagi kemenangan Tuhan atas segala kefasikan. Jadi, bila kita tidak menghidupi kekudusan Tuhan, kita tidak akan berhak untuk merayakan kemenangan ini. Kita tidak diajar untuk menjadi superior, malah kita diminta untuk mengingat diri sebagai umat yang mendapat belas kasihan dari Tuhan yang begitu besar. Jika kita mengaku sebagai umat-Nya, tetapi memperlakukan orang lain secara tidak adil, maka Allah kita yang adil bisa saja tidak membela kita. Karena itu, marilah kita setia mendengarkan dan mempraktikkan firman Tuhan dan siap disempurnakan-Nya. [JHN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |