Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/08/22 |
|
Kamis, 22 Agustus 2024 (Minggu ke-13 sesudah Pentakosta)
|
|
Hidup kadang seperti peperangan; setiap hari kita dihadapkan pada tekanan dan kita harus terus bertahan. Tekanan ini bisa datang dari mana saja: keadaan dunia yang tidak menentu, relasi dengan orang-orang terdekat, juga pergulatan dalam diri kita seperti ketakutan dan trauma. Ketika tekanan sangat berat, kita membutuhkan tempat berlindung. Allah adalah tempat perlindungan yang teguh, itulah kata pemazmur (2). Ia pernah mengalami tekanan yang nyata, terjepit dalam kancah pengepungan dan peperangan, serta dihadapkan pada intimidasi. Namun, tak hanya itu, pemazmur juga telah mengalami kelepasan yang nyata; jika tidak, tentu bagian ini tidak ditulis. Secara imajinatif ia menggambarkan bahwa Allah yang dia percaya melampaui segala kedahsyatan alam yang mengerikan seperti gempa bumi, letusan gunung api, dan ombak badai (3-4). Ia bahkan mengajak kita untuk memiliki perspektif masa depan, melihat Tuhan sebagai pahlawan yang sangat perkasa, yang dengan gagah menghentikan peperangan dan mewujudkan kedamaian sempurna (9-10). Keyakinan akan Allah yang begitu perkasa, yang menyertai dirinya dan bangsanya, menjadi alasan untuk tidak takut (11-12). Allah yang perkasa seperti itulah yang kita juga percaya. Pengalaman nyata yang dialami di dalam keperkasaan Allah inilah yang menjadi dasar ketenangan kita ketika kita diperhadapkan pada tekanan-tekanan baru. Pemazmur telah mengalaminya sehingga ia dapat memiliki pengharapan di dalam dirinya dan bahkan dapat menguatkan orang lain. Ketika kita berada di bawah tekanan dan ketakutan, cobalah melihat kembali karya-karya kelepasan dari Allah yang pernah kita alami pada masa lalu. Kita juga dapat belajar membayangkan dan mengimani besarnya kekuasaan Allah yang telah dan dapat Ia wujudkan dalam hidup kita. Renunganlah apakah semua yang kita takutkan sebanding dengan kuasa-Nya? Berhati-hatilah karena kadang dalam tekanan, kita terbutakan dan tak dapat melihat keperkasaan dan penyertaan-Nya. [JHN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |