Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/08/18

Sabtu, 18 Agustus 2012

Kejadian 48:17-22
Berkat berdasarkan anugerah

Judul: Berkat berdasarkan anugerah
Kita telah melihat betapa Yakub mengubah posisi tangannya untuk memberkati kedua putra Yusuf. Menurut pertimbangan budaya Ibrani kuno, semestinya Manasye yang sulung diberkati dengan tangan kanan Yakub (Kej. 48:13-14). Sisi kanan lazimnya melambangkan kehormatan, kekuasaan, dan perlindungan (Mzm. 110:1, 80:18). Melihat "kejanggalan" tersebut, Yusuf berniat untuk mengoreksinya. Tangan Yakub yang berada di atas kepala Efraim dipindahkannya ke atas kepala Manasye (17). Yusuf bahkan juga mengungkapkan keberatannya dengan kata-kata (18). Mungkin Yakub dianggap keliru karena matanya yang sudah sedemikian rabun (Kej. 48:10). Namun, tanggapan Yakub menepis kemungkinan itu.

Tindakannya yang membalikkan urutan Efraim dan Manasye memang disengaja. Sampai dua kali dikatakannya, "Aku tahu." (19). Keduanya sama-sama akan menjadi bangsa yang besar, tetapi Efraim sebagai adik akan mengungguli Manasye. Lagi-lagi, kita melihat pola yang terjadi dalam hidup para leluhur Israel. Bukan anak sulung melainkan anak bungsu yang dipilih Tuhan untuk mewujudkan rencana-Nya. Dalam hidup Yakub pun, anak bungsu yang menerima berkat sulung dari Ishak (Kej. 27:27-28). Apakah kelebihan Efraim dari Manasye? Tidak ada petunjuk apa pun dalam bacaan kita mengenai kualitas atau kualifikasi khusus Efraim. Pilihan ini sungguh-sungguh merupakan pilihan bebas berdasarkan anugerah.

Manusia kerap mengukur berdasarkan pertimbangan manusiawi, seperti urutan kelahiran. Namun, pemilihan dan berkat Allah tidak terikat pada kriteria kita. Efraim dan Manasye sama-sama diberkati Allah. Kepada mereka, Ia menjanjikan penyertaan-Nya sampai ke Tanah Perjanjian.

Sebagai keturunan Abraham berdasarkan iman kepada Kristus, pemberian Tuhan atas kita pun tidak didasarkan pada kriteria yang serba "masuk akal". Daripada membanding-bandingkan berkat Allah yang diterima secara berbeda-beda, lebih baik kita tahu diri dan mensyukuri kemurahan-Nya atas panggilan kita menjadi umat-Nya (Rm. 9:16-18)!

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/08/18/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org