Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/08/15 |
|
Kamis, 15 Agustus 2024 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta)
|
|
Saat ini kita hidup dalam era kemajuan teknologi digital yang kian canggih. Kita dapat melihat berbagai kemudahan dan kesenangan hidup melalui beragam media sosial. Hal ini memengaruhi bagaimana manusia memandang dosa sehingga dosa bukan lagi masalah yang serius. Bahkan ada gereja yang tidak lagi memasukkan pengakuan dosa dalam ibadah mereka. Jadi, bagaimana seharusnya sikap kita terhadap dosa? Mazmur ini merupakan sebuah mazmur pengakuan dosa. Daud menunjukkan bagaimana ia datang kepada Tuhan saat ia jatuh dalam dosa. Pertama-tama ia memohon kepada Tuhan karena dosanya mendatangkan murka dan kemarahan Tuhan yang menekan jiwanya (2-4). Tak hanya itu, Daud juga mengakui dosanya sebagai perbuatannya dalam kesalahan dan kebodohan. Dosa membuatnya mengalami konsekuensi buruk seperti kesulitan, penyakit, serta kondisi fisik dan psikologis yang melemah (5-9). Dosa membuat persahabatannya menjadi rusak. Bahkan lebih jauh lagi, dosa juga membuatnya menjadi cemoohan musuh-musuh yang memang ingin menjatuhkan dia (12-13, 17). Daud menyadari betapa dosa merusak hidupnya. Dosa tidak dapat diselesaikan hanya dengan berpura-pura tidak tahu, sebab Tuhan mengetahui segala isi hati manusia (10). Daud datang dengan ketakutan mendalam dan hati yang hancur (11, 14-15) dan memohon penyertaan serta pertolongan dari Tuhan (22-23). Jangan menganggap sepele atau menyederhanakan dosa hanya sebagai status rohani. Dosa sangat merusak seluruh kehidupan manusia. Melalui mazmur ini kita belajar betapa seriusnya dosa. Penyelesaian dosa bukan dengan mengikuti terapi psikologis, mengobati penyakit, mencari kata-kata motivasi, menghabiskan waktu bersama teman, atau merahasiakan kesalahan kita dari musuh. Dosa hanya bisa diselesaikan oleh Tuhan! Kiranya kita datang kepada Tuhan seperti Daud: "Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya TUHAN, Allahku" (16). [RGD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |