Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/08/12 |
|
Sabtu, 12 Agustus 2023 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Abraham Lincoln, presiden ke-16 Amerika Serikat, pernah berkata: "Semua orang bisa tahan dengan kesengsaraan, tetapi bila kau ingin mengetahui karakter seseorang, berilah dia kekuasaan." Ketika Daud menjadi raja, namanya menjadi makin tersohor. Ia berhasil membangun kerja sama dengan kerajaan lain (1-2), membangun keluarga yang besar (3-7), dan bahkan mengalahkan musuh-musuhnya, terutama bangsa Filistin (8-17). Seperti pernyataan Lincoln di atas, karakter Daud memang diuji saat ia menjadi raja. Ternyata, Daud tergoda untuk memanfaatkan kekuasaan yang ia miliki ketika ia membangun keluarga di Yerusalem. Hal itu tampak ketika ia mengambil Batsyeba menjadi istrinya. Batsyeba adalah istri Uria, perwira yang sangat setia kepada Daud. Namun, Daud merancang situasi agar Uria mati di medan perang. Kejahatan Daud ini memancing amarah Tuhan. Setelah diperingatkan Nabi Natan, Daud menyesal dan bertobat. Dan dari Batsyeba lahirlah Salomo, yang di kemudian hari menjadi raja menggantikan dia (lih. 2Sam. 11-12). Sekalipun Daud jatuh ke dalam dosa besar, ia tetap mengikuti apa yang Tuhan perintahkan. Ia menerima penghukuman Allah dan tidak membela dirinya. Ini semua menunjukkan ketaatannya kepada Tuhan. Pengalaman hidup di tengah kekuasaan membuat Daud mengakui bahwa dirinya sungguh-sungguh dikasihi oleh Tuhan. Dalam konteks peperangan dengan orang Filistin, ia meminta petunjuk Tuhan. Dua kali ia berperang, dua kali ia diberi kemenangan. Ketaatan kepada Tuhan dapat dilihat dari seberapa bergantungnya kita kepada Tuhan; apakah kita meminta petunjuk-Nya dalam langkah hidup kita atau tidak. Kita pasti pernah salah mengambil pilihan dan menyesal. Bisa diperkirakan, saat kita lalai atau gagal, kita tidak meminta petunjuk Tuhan dalam perkara yang kita hadapi itu. Setinggi apa pun posisi atau status kita, kita tetaplah manusia yang tidak mahakuasa dan bisa terjatuh. Tetaplah jadikan Tuhan Pemimpin kita yang tertinggi! [YWA] Baca Gali Alkitab 7 1 Tawarikh 14 sepadan dengan 2 Samuel 5:11-25. Ada rangkuman peristiwa tentang Daud yang menjadi raja dan persoalan relasi Daud dengan orang Filistin. Penobatannya sebagai raja atas Israel yang bersatu merupakan sebuah ancaman bagi orang Filistin. Oleh karena itu, orang Filistin langsung menyerang, bahkan sebelum Daud merebut Yerusalem. Dengan mengandalkan Allah, Daud sanggup menangkal dua serangan dan melindungi kerajaannya. Hikmah bagi kita adalah Allah sanggup membela umat-Nya. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |