Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/08/05 |
|
Sabtu, 5 Agustus 2017 (Minggu ke-8 sesudah Pentakosta)
|
|
Perpindahan agama atau pun keyakinan bukanlah hal baru. Mungkin kita bertanya mengapa orang begitu mudahnya menggadaikan atau pun mengganti imannya dengan kepercayaan lain. Mungkin saja hal itu disebabkan alasan relasi, jabatan, politik, sosial, ekonomi, jodoh, dan sebagainya. Melalui dan dalam Kristus, Allah menawarkan sesuatu yang tidak ternilai harganya kepada manusia. Sebab Kristus adalah anugerah terbesar dari Allah untuk manusia. Untuk mendapatkan anugerah tersebut, ada dua hal yang diperlukan, yaitu: percaya dan taat. Seseorang harus percaya bahwa apa yang disabdakan Allah itu benar. Manusia harus bersedia meletakkan pengharapannya kepada janji-janji Allah. Melalui ketaatan, ia belajar memahami bagaimana kehendak Allah terwujud dalam kehidupannya. Allah adalah Arsitek Agung yang menciptakan dunia ini dan menaruh berbagai hukum-Nya dalam alam semesta. Dia juga yang memberikan kehidupan bagi ciptaan-Nya. Karena itu, Dia patut disebut Sumber kehidupan bagi ciptaan-Nya. Tanpa kemurahan hati Allah, mustahil ada kebahagiaan dalam dunia ini. Tetapi, kebahagiaan sejati tergantung pada ketaatan kita kepada-Nya. Meski demikian, tawaran Allah ada batasnya. Tawaran itu harus diterima sekarang. Kepercayaan dan ketaatan itu harus kita berikan sekarang. Sebab, tidak satu pun manusia dapat memastikan apakah dirinya masih hidup sampai hari esok. Alangkah sedihnya jika ada saudara seiman yang meninggalkan keyakinan kepada Kristus karena alasan tertentu. Walaupun mereka sudah berbeda kepercayaan, mereka tetaplah saudara kita. Jangan karena berbeda keyakinan, mereka dianggap sebagai musuh oleh kita. Seharusnya kita tetap merangkul dan mendoakan mereka agar Allah menjamah hatinya dan menuntunnya kembali. Marilah kita mendoakan dan memerhatikan mereka yang sampai saat ini masih berpaling dari imannya kepada Kristus. Seraya kita sendiri harus lebih teguh dan setia kepada Kristus. Karena Dialah Juruselamat kehidupan kita. [AY] Baca Gali Alkitab 4 Pelajaran yang dapat dipetik dari sejarah bangsa Israel adalah kedegilan hati dan ketidaktaatan mereka terhadap perintah Allah. Pemberontakkan mereka membuat Allah menjatuhkan hukuman pada umat-Nya. Kesalahan Israel menjadi peringatan dan teguran bagi orang percaya pada masa kini untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |