Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2000/08/05

Sabtu, 5 Agustus 2000 (Minggu ke-7 sesudah Pentakosta)

Amsal 17:1-12
Pahlawan yang harus diberi tanda jasa

Pahlawan yang harus diberi tanda jasa. Unjuk rasa menuntut kenaikan gaji yang dilakukan oleh puluhan ribu guru di Jakarta dan di beberapa kota besar lainnya sangat mengejutkan sekaligus memprihatinkan. Mengejutkan karena selama ini guru dianggap sebagai sosok yang arif dan penuh pengabdian sehingga tidak ada kata menuntut. Memprihatinkan karena unjuk rasa ini mengungkapkan sebuah kenyataan yang menyedihkan bahwa selama ini penghargaan yang mereka terima dalam bentuk gaji tidak sepadan dengan tugas, tanggung-jawab, dan tuntutan kepada mereka yang datang dari berbagai pihak. Amsal hari ini mempertontonkan kepada kita betapa pentingnya pendidikan khususnya pendidikan kaum muda bagi pembangunan masyarakat Indonesia yang beradab, berbudaya, dan bermoral tinggi. Orang bodoh akan kehilangan haknya atas `modal' bagi pembangunan masa depannya karena hak itu dirampas oleh orang yang lebih pandai, walaupun secara status sosial jauh lebih rendah (2). Berarti ia kehilangan masa depannya. Tidak hanya itu, ia bahkan tidak mempunyai hak untuk bermanfaat bagi sesamanya. Sebab bagaimana mungkin bermanfaat, jika orang lain bertemu dengan dirinya merasa ngeri (12).

Hal ini mengingatkan kita bahwa masyarakat sekarang merasa ngeri bila berada satu bus kota dengan pelajar. Karena mereka sering terlibat dalam tawuran yang membahayakan nyawa orang lain. Jika hidup dan keberadaan mereka tidak bermanfaat bagi masyarakat dan mereka sudah kehilangan masa depannya, apa yang akan terjadi dengan bangsa kita di masa depan? Akankah kita merasa damai menikmati segala kekayaan yang kita punya, sementara masyarakat selalu resah (1)? Hal itu harus segera ditangani sebelum terlambat (10). Sebelum hati nurani mereka dibutakan sehingga mereka hanya mengejar kejahatan (11).

Renungkan: Bila mantan wakil perdana menteri Malaysia menulis dalam bukunya bahwa pembangunan bangsa Asia harus dimulai dari pembangunan ekonomi, maka pembangunan bangsa Indonesia harus dimulai dari pendidikan. Kini saatnya gereja lebih serius menangani pendidikan. Langkah ini dapat dimulai dengan memperhatikan kehidupan para guru kristen baik yang mengajar di sekolah swasta maupun sekolah negeri khususnya guru Pendidikan Agama Kristen. Peran mereka sangat penting dan menentukan bagi generasi muda kita.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org