Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/07/28 |
|
Minggu, 28 Juli 2024 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Doktrin yang menganggap Allah sebagai penyebab utama mengakui bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Allah, sedangkan hal-hal lainnya hanyalah penyebab sekunder. Setelah mendengar perkataan Yehuda, Yusuf tidak dapat lagi menahan hatinya dan ia pun membukakan bahwa ia adalah Yusuf (1-4). Yusuf juga meminta saudara-saudaranya untuk tidak menyesali diri karena menjual dia. Alasannya adalah "justru untuk menyelamatkan hiduplah Allah mengutus aku mendahului kamu" (5). Yusuf juga berkata, "Allah telah mengutus aku mendahului kamu" (7), dan "bukan kamu yang mengutus aku ke sini melainkan Allah" (8). Yusuf pun kemudian meminta saudara-saudaranya untuk menceritakan dirinya kepada Yakub. Ia bahkan mengajak semua saudaranya untuk tinggal di tanah Gosyen dan ia akan memelihara mereka semua (9-13). Mengapa Yusuf mengatakan bahwa Allah yang mengutus dia ke Mesir? Tentu Yusuf sadar bahwa saudara-saudaranyalah yang menjualnya karena ia juga mengatakan demikian. Namun, di balik itu Yusuf percaya bahwa Allah yang adalah "penyebab utama" dari segala sesuatu, memakai iri hati saudara-saudaranya sebagai sarana bagi Yusuf untuk tiba di Mesir sebelum kelaparan terjadi dan menyelamatkan banyak orang. Keyakinan inilah yang sepertinya membuat Yusuf dapat mengampuni saudara-saudaranya dan bahkan bersedia memelihara kehidupan semua saudaranya. Jika kita percaya bahwa Allah adalah penyebab utama dari segala sesuatu, kita pun dapat bersikap seperti Yusuf dan memaafkan orang yang melakukan kesalahan kepada kita, walaupun kesalahan itu sangat menyakiti kita. Jadi, kita lebih berfokus pada tujuan Allah yang baik dalam mengizinkan hal yang buruk tersebut terjadi dalam kehidupan kita, dan tidak berfokus pada rasa sakit kita saja (bdk. Kej. 50:20). Allah adalah penyebab utama dari segala yang terjadi. Ini berarti tetap ada rencana indah Allah di balik hal-hal yang buruk. Dengan demikian, kita belajar untuk menghadapinya dengan pikiran yang bijak dan hati yang mau memaafkan orang yang menjahati kita. [INT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |