Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/07/25 |
|
Selasa, 25 Juli 2023 (Minggu ke-8 sesudah Pentakosta)
|
|
Dapatkah kita bayangkan apa yang dirasakan oleh bangsa yang pulang setelah terbuang puluhan tahun sebagai budak di negara lain? Culture shock dan pergulatan identitas menjadi pergumulan yang dihadapi oleh bangsa itu. Silsilah pada awal pasal ini menjadi rangkuman singkat tentang garis keturunan dari Adam ke Nuh dan dari Nuh ke Abraham (1-27), mengikuti catatan yang sangat dikenal oleh orang Israel (lih. Kej 10:1-29, 11:10-26). Melalui silsilah ini, penulis memfokuskan identitas bangsa kepada Abraham sebagai bapa bangsa yang hidup dalam perjanjian Tuhan. Bagi bangsa Israel yang kembali dari pembuangan di Babel, silsilah itu memberikan orientasi dan identitas diri: Siapa diri kita sebenarnya? Mengapa bangsa kita mengalami semua hal ini? Bagaimana saya harus hidup di hadapan Tuhan? Banyak orang Kristen juga mengalami masa pengasingan dalam hidupnya, seolah-olah mereka dapat melarikan diri dari jangkauan kasih Tuhan. Dalam kasus bangsa Israel, ketidaktaatan membuat mereka terbuang ke Babel. Namun, itu pun tidak melepaskan mereka dari kejaran kasih Tuhan yang tidak pernah menyerah. Seperti bangsa Israel yang kembali ke tanah perjanjian, orang Kristen dapat merasakan kembali pelukan anugerah Tuhan setelah mengalami keterasingan dan keterbuangan. Sering kali muncul pertanyaan dalam senyap: Siapa kita ini sebenarnya? Ke mana kita harus melangkah selanjutnya? Memasuki relasi yang lebih erat dan personal dengan Tuhan terasa seperti mengarungi ombak baru yang tidak dikenal sebelumnya. Iman masa kecil terasa kekanak-kanakan jika dibandingkan dengan luasnya horizon baru yang disediakan Tuhan untuk dijelajahi. Di sinilah kita mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan membuka telinga kita kepada tuntunan-Nya. Perenungan akan pengalaman hidup dan kebaikan Tuhan yang sudah diberikan berulang kali dapat membuka kepekaan telinga kita bagi tuntunan Tuhan selanjutnya. Allah Adam, Allah Nuh, dan Allah Abraham menanti kita untuk kembali kepada perjanjian kasih-Nya dan meletakkan hidup kita di jalan-Nya. [IHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |