Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/07/18 |
|
Kamis, 18 Juli 2024 (Minggu ke-8 sesudah Pentakosta)
|
|
Kebencian yang mendalam membuat saudara-saudara Yusuf melakukan kejahatan. Saat itu Yusuf hendak melihat keadaan saudara-saudaranya seperti yang diminta ayahnya. Ketika mereka melihat Yusuf dari kejauhan, mereka berencana untuk membunuhnya (18-20). Namun, pemeliharaan Tuhan nyata atas hidup Yusuf melalui Ruben dan Yehuda. Ruben melarang mereka membunuh Yusuf karena Yusuf adalah saudara mereka. Maka, mereka menyerang Yusuf, mengambil jubahnya, dan melemparkan dia ke dalam sumur yang kosong (21-24). Demikian juga dengan Yehuda. Ia mengusulkan kepada saudara-saudara yang lain untuk menjual Yusuf dan tidak membunuhnya (26-27). Dari hal ini kita dapat melihat pemeliharaan Tuhan itu nyata dalam hidup setiap manusia. Sebab, bermula dari peristiwa inilah akhirnya ia tinggal di Mesir sampai menjadi seorang pemimpin di sana. Rencana Tuhan selalu sempurna, tetapi kita tidak selalu dapat memahaminya karena kita terbatas. Kita hanya bisa melihat apa yang ada di sini pada saat ini. Akibatnya, kita acap kali mengeluh dan marah kepada Tuhan. Ketika doa kita untuk keluar dari kesulitan tidak dijawab Tuhan, kita kecewa dan menganggap cara Tuhan salah. Kita merasa pilihan dan rancangan kitalah yang paling benar sehingga kita enggan untuk tetap taat dalam jalan-Nya yang tak terselami itu. Alkitab tidak menceritakan bagaimana perasaan Yusuf ketika ia menghadapi kejahatan saudara-saudaranya. Mungkin dia menangis, marah, kecewa dan putus asa. Namun, ia tidak berhenti pada apa yang tampak di depan mata, melainkan ia terus berharap kepada Tuhan. Ia terus merespons kesulitan dan penderitaan dengan sikap yang positif, sehingga dengan pertolongan Tuhan akhirnya ia menjadi pemegang kuasa di Mesir (lih. Kej. 39-41). Seperti Yusuf yang bertahan di jalan Tuhan hingga akhir sekalipun sulit, kiranya kita semua juga memilih untuk hidup dalam jalan-Nya hingga akhir. Sekalipun tak terselami dan sulit, jalan Tuhan pasti sempurna bagi kita. Tetaplah berharap dan bersandar hanya pada Tuhan. [STG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |