Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/07/15 |
|
Sabtu, 15 Juli 2023 (Minggu ke-6 sesudah Pentakosta)
|
|
Marah adalah perasaan yang wajar dalam diri manusia. Namun, kemarahan yang tidak terkendali sangat berbahaya. Contohnya, Haman. Ia marah karena diperlakukan tidak sesuai keinginannya oleh Mordekhai (3-5). Bukannya menghukum Mordekhai saja, ia malah hendak memusnahkan semua orang Yahudi di kerajaan Ahasyweros (6). Ia merancang pogrom (pembunuhan besar-besaran terhadap orang Yahudi) selama setahun (7). Dengan strategi jitu, ia mendapat izin raja (8-11) dan dukungan kerajaan (12-15). Artinya, kemarahan Haman memunculkan rencana pemusnahan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Haman adalah keturunan Agag (1), raja Amalek, musuh orang Israel (bdk. Kel. 17:8-16). Agag ditaklukkan oleh Raja Saul dan dibunuh oleh Samuel (lih. 1Sam. 15). Sementara itu, Mordekhai berasal dari suku Benyamin (suku Saul) dan ia adalah keturunan Kish (ayah Saul). Haman memandang Mordekhai sebagai orang Yahudi (4-6), sehingga ia meluapkan kemarahannya terhadap bangsa Yahudi. Ada banyak kisah tentang kemarahan yang dicatat dalam Alkitab. Karena marah, Esau ingin membunuh Yakub (lih. Kej. 27:42); Saul berniat membunuh Daud (lih. 1Sam. 18:8-11); Ahasyweros menurunkan Wasti (lih. Est. 1:20). Karena marah, Herodes memerintahkan pembunuhan atas semua anak berusia dua tahun ke bawah di Betlehem dan sekitarnya (lih. Mat. 2:16). Karena marah, orang-orang di rumah ibadah ingin melemparkan Yesus dari tebing (lih. Luk. 4:28-29). Begitulah kemarahan yang tidak terkendali: kalap, fatal, dan mengaburkan objektivitas seseorang. Seperti yang ditulis pemazmur, "Marah dan panas hati hanya membawa kepada kejahatan" (lih. Mzm. 37:8; bdk. Ef. 4:26). Apakah ada kemarahan yang tersembunyi dalam diri kita saat ini? Apakah kemarahan itu telah membuat kita lupa diri dan mendorong kita melakukan kejahatan? Jika ya, segeralah insaf. Dosa sudah menghadang di depan mata. Mintalah pengampunan dari Allah. Berdoalah agar Tuhan mendamaikan hati kita sehingga kita mampu mengendalikan kemarahan. [JMH] Baca Gali Alkitab 3 Haman mendapat kenaikan pangkat dan kedudukan dari Raja Ahasyweros. Semua pegawai raja berlutut dan sujud kepada Haman, tetapi Mordekhai tidak. Karena Mordekhai tidak menghormatinya, Haman membenci Mordekhai dan bahkan seluruh bangsanya. Melalui Pur (undi), Haman menetapkan tanggal pemusnahan bangsa Yahudi dan menjanjikan kepada raja semua harta rampasan yang akan mereka dapatkan dari pemusnahan itu. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |