Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/07/01 |
|
Sabtu, 1 Juli 2023 (Minggu ke-4 sesudah Pentakosta)
|
|
Kita tahu perbedaan antara membilas dan mencuci. Kedua kegiatan itu melibatkan air, tetapi mencuci melibatkan unsur lain, yaitu sabun. Piring yang hanya dibilas mungkin terlihat bersih, tetapi belum layak untuk dipakai. Analogi itu menggambarkan fungsi Bait Allah. Penulis Ibrani menunjukkan bagaimana Bait Allah berguna, tetapi tidak dapat menyucikan diri kita sebagai manusia berdosa. Dalam pasal sebelumnya, penulis Ibrani menekankan bahwa Allah sudah bermaksud untuk menghadirkan "perjanjian baru" sebagai ganti "perjanjian yang pertama" (Ibr. 8:7-13). Kini ia menegaskan bagaimana "perjanjian yang pertama" memberi peraturan yang baik dan memungkinkan umat untuk beribadah kepada Allah. Namun, dengan merujuk kepada perabot dan pelayan Bait Allah, ia menunjukkan keterbatasannya. Pertama, lokasi Bait Allah berada di dunia (1-5). Ada keterbatasan ruang, jangkauan, dan budaya yang terkait dengan ibadah di bait itu. Kedua, para imam harus membasuh diri setiap kali mereka akan mempersembahkan kurban (6-8). Persyaratan ini juga berlaku bagi Imam Besar yang memasuki tempat mahakudus setahun sekali saja. Ketiga, persembahan bermanfaat untuk menghapus dosa, tetapi tidak dapat mengubah hati umat (9-10). Jadi, umat baru sebatas dibasuh, belum disucikan. Menurut firman Tuhan, setiap umat harus beribadah kepada Allah. Untuk memahami hakikat ibadah, kita perlu mengenal dasar iman menurut kebenaran Allah. Iman tidak diletakkan pada aturan karena aturan hanya berguna untuk ibadah kita di dunia dan hidup yang sekarang. Iman juga tidak diletakkan pada figur hamba Tuhan dan objek persembahan karena manusia dan benda mati tidak dapat menyelesaikan masalah terbesar, yaitu dosa. Iman yang menyelamatkan hanya ada pada Yesus Kristus. Ialah Anak Allah, Sang Juru Selamat, yang tidak terbatas ruang dan waktu, yang mengenali kita semua. Di dalam-Nya, setiap umat dari berbagai bangsa dan zaman dapat disucikan dan dilayakkan untuk beribadah kepada Allah Bapa. Sudahkah kita beribadah di dalam iman kepada Yesus Kristus? [IBS] Baca Gali Alkitab 1 Dalam perjanjian yang pertama, terdapat berbagai peraturan tentang ibadah di Kemah Suci yang dibangun oleh manusia. Di bagian luar ada tempat kudus di mana para imam melakukan ibadah. Sementara itu, di bagian dalam ada tempat mahakudus di mana imam besar mempersembahkan kurban pendamaian. Setahun sekali ritual pendamaian diadakan antara umat Israel dan Allah. Ibadah di Kemah Suci memang penting, tetapi ibadah itu merupakan kiasan bagi perjanjian yang baru, yang membawa pendamaian kekal bagi segala bangsa. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |