Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/06/01 |
|
Sabtu, 1 Juni 2024 (Minggu Trinitas)
|
|
Allah yang kita percaya ialah Allah yang berintervensi dalam sejarah. Dia bukan Allah menurut deisme, yang menciptakan lalu meninggalkan ciptaan-Nya. Stefanus sangat memahami konsep ini. Oleh karena itu, ketika dia dituduh bahwa dia menghujat Musa dan Allah, Stefanus tetap tenang. Ditambah lagi, dalam pembelaan dirinya yang cukup panjang itu, Stefanus malah menceritakan kembali pekerjaan Allah dari Abraham sampai Musa. Ini adalah suatu pembelaan diri yang tidak lazim di tengah tuduhan penistaan agama. Akan tetapi, dalam ketidaklaziman ini, kita dapat melihat satu benang merah. Benang merahnya adalah kovenan Allah selalu menemui persoalan. Seolah-olah kovenan atau perjanjian tersebut akan batal, tetapi Allah senantiasa menuntun dan memberikan jalan keluar, sehingga apa yang telah direncanakan--sekalipun selalu menemui kesulitan--tidak pernah gagal, karena Allah memelihara kovenan-Nya. Abraham diberi janji akan tanah dan keturunan, tetapi ia tidak memiliki anak sampai usia tua (5); keturunan Abraham malah menjadi pendatang di negeri asing dan dianiaya (6); Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya (9); Musa ditolak oleh orang Israel sendiri (27). Semuanya tampak seperti masalah yang begitu besar. Akan tetapi, pada akhirnya Tuhan selalu membuktikan kovenan-Nya (7-8, 10). Stefanus juga menghadapi masalah yang serupa. Ada kemungkinan besar bahwa ia akan dihukum mati. Namun, dia percaya pada janji Tuhan bahwa Tuhan akan menyertainya senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:20). Stefanus mengenal secara utuh Allah yang berintervensi dalam sejarah. Oleh karena itulah, dia menceritakan bagaimana Allah telah memelihara kovenan-Nya sejak zaman Abraham-Musa. Konsep tentang Allah yang berintervensi dalam sejarah memberi kita pengharapan. Dalam dunia yang penuh tragedi, kita akan mudah dibuat berputus asa dan menyerah. Percayalah kepada-Nya yang selalu berintervensi dan memberikan jalan keluar, Ia memberi kita kekuatan dalam menjalani kehidupan ini. [YGM] Baca Gali Alkitab 5 Apa yang kita ketahui secara teoretis belum tentu dapat kita praktikan dengan benar. Apa yang kita baca belum tentu kita yakini; dan apa yang kita yakini belum tentu kita terapkan secara nyata melalui perkataan dan perbuatan sehari-hari. Di sinilah tampak perbedaan antara Stefanus dan para pemuka agama. Mereka boleh duduk di Mahkamah Agama, tetapi iman Stefanus-lah yang terpancar keluar. Tokoh-tokoh Kitab Suci tentulah dikenal oleh para ahli Taurat, tua-tua, dan imam, tetapi sayangnya itu semua tidak membuat mereka dapat mengenali kebenaran Allah. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |