Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/05/26

Minggu, 26 Mei 2024 (Hari Trinitas)

Kisah Para Rasul 4:32-37
Sehati dan Sejiwa

Hati merupakan pusat terdalam yang mencerminkan esensi diri manusia. Tidak mengherankan bila upaya untuk bisa sehati bukanlah perkara mudah. Sama halnya dengan usaha untuk menjadi sejiwa. Berbicara tentang jiwa berarti bicara tentang kepribadian. Tanpa jiwa, manusia dipastikan akan kehilangan identitas dirinya. Bagaimana caranya kita menjadi sehati dan sejiwa?

Bacaan hari ini mengajak kita melihat jemaat perdana yang mengalami hidup sehati dan sejiwa. Tandanya terlihat nyata ketika dengan penuh kerelaan hati mereka memperlakukan kepunyaan pribadi seperti kepunyaan bersama (32). Tidak ada kemelekatan pada harta, tiada pula keterikatan pada hal-hal duniawi. Itulah yang menjadi cara hidup jemaat mula-mula.

Ini adalah cara hidup yang makin sulit dijumpai pada era sekarang. Pada suatu era yang identik dengan pentingnya harta milik, tekad untuk menjadi sehati dan sejiwa harus melampaui hasrat akan kepemilikan. Untungnya, jejak ini masih bisa dijumpai di sebagian komunitas religius, misalnya biara. Di dalam biara, saudara seiman tinggal bersama sebagai komunitas yang dibangun atas dasar kelimpahan kasih dan karunia yang diterima karena mereka melanjutkan kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Kesaksian inilah yang sejak dahulu menjadi spirit pembentukan jati diri bagi komunitas jemaat perdana. Nah, bagaimana kita bisa memetik relevansi dari kisah ini di tengah zaman materialistis?

Komunitas religius terkecil sejatinya adalah keluarga. Di sinilah persemaian spirit sehati dan sejiwa bisa dikerjakan bersama. Fondasinya tentu adalah iman dalam Tuhan Yesus yang telah bangkit dan naik ke surga. Iman inilah yang melahirkan segala harapan baik yang berguna bagi berkembangnya kehidupan, yang melampaui keputusasaan.

Itulah esensi iman dalam Tuhan, iman yang terus dirayakan dalam kebaktian harian, mingguan, dan hari raya gerejawi, iman yang hidup dalam Sakramen Perjamuan. Itulah momen ketika derita dan kematian Kristus dikenang, kebangkitan-Nya dirayakan, dan kedatangan-Nya dinantikan. [SET]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org