Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/05/25 |
|
Sabtu, 25 Mei 2024 (Minggu ke-1 sesudah Pentakosta)
|
|
Berani adalah watak ksatria. Pasalnya, keberanian itu muncul dari kesadaran atas dharma bakti. Ketika keberanian ditunjukkan atas nama emosi, yang didapatkan hanyalah kekecewaan belaka. Akan berbeda halnya ketika keberanian itu bertumbuh karena dipupuk atas kesadaran pada dharma bakti. Dari manakah kesadaran demikian? Kebenaran firman Tuhan bisa menjadi cahaya penerang bagi dharma bakti. Kebenaran itu berwatak murni sehingga dapat memandu orang untuk menemukan dharma bakti. Tidak mengherankan apabila keberanian untuk mewartakan firman diterima sebagai panggilan hidup bagi para rasul. Itulah hidup yang dibaktikan untuk menyampaikan cahaya kebenaran firman kepada banyak orang dari berbagai bangsa dan latar kehidupan. Di sinilah pentingnya keberanian yang sejati, sebagaimana yang dimiliki oleh para rasul. Keberanian yang sedemikian rupa tidak akan pernah surut dalam menghadapi ancaman. Justru ancaman akan makin menggelorakan kobaran api keberanian secara signifikan. Itulah api keberanian yang memercik dari dasar kebenaran firman Tuhan. Itulah kesadaran yang sangat dihayati oleh komunitas jemaat Rasul Petrus dan Yohanes. Tidak heran ketika para murid menanggapi cerita para rasul pasca interogasi oleh para pemuka agama Yahudi, mereka pun menggelar acara doa bersama, yakni doa yang menggemakan keyakinan pitara iman mereka. Disebutlah nama Daud, raja Israel yang menjadi leluhur iman mereka. Dari kisah Raja Daud mereka mendapat keberanian untuk menghadapi situasi yang mengancam. Jadilah, ancaman bagi para rasul itu menjadi seperti perkara yang sia-sia belaka (25). Dengan tetap diingatnya warisan iman leluhur yang memuliakan Yesus, iman para rasul pun mengalami pertumbuhan. Iman dalam nama Yesus, sumber segala mukjizat dan penyembuhan, dapat bekerja efektif. Banyak orang mendapatkan berkat. Bahkan, alam semesta pun turut memberikan restunya. "... Ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu ..." (31). [SET] Baca Gali Alkitab 4 Seberapa besar keyakinan seseorang pada sesuatu dapat terlihat dari seberapa besar keteguhannya di hadapan ancaman. Inilah yang terbukti dari para rasul, terutama Petrus dan Yohanes yang harus berdiri di hadapan Mahkamah Agama dan memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus Kristus. Di bawah fitnahan pun, mereka tetap meninggikan nama Yesus dan menaati Allah. Akibatnya, mereka dilarang keras memberitakan Injil dan bahkan diancam hukuman mati bila mereka masih memberitakannya. Umumnya, setelah lolos dari ancaman yang menegangkan, orang akan menghentikan tindakannya atau menyembunyikan diri. Namun, apa yang mereka lakukan? Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |