Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/05/04 |
|
Sabtu, 4 Mei 2024 (Minggu ke-5 sesudah Paskah)
|
|
Siapa yang tidak mengingini kebaikan Tuhan? Semua orang tentu menginginkan, bahkan mengejarnya. Akan tetapi, bagaimana kita dapat menemukan dan merasakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita? Apakah kebaikan Tuhan selalu identik dengan situasi yang baik dan lancar? Dalam ayat 1-3, Daud memang menggambarkan bahwa Tuhan adalah gembala di kala keadaan baik dan lancar. Suasana hidup yang baik digambarkan dengan padang rumput hijau, air yang tenang, jiwa yang segar, dan jalan yang rata. Dalam kondisi seperti itu, Tuhan digambarkan sebagai gembala yang memelihara, membimbing dan menuntun kita. Namun, bagaimana jika keadaan hidup kita berubah? Apakah Tuhan juga berubah? Jawabannya adalah tidak sama sekali. Tuhan tetaplah gembala yang baik. Ketika kita berjalan dalam lembah kekelaman sekalipun, Dia tetap bersama dengan kita sebagai gembala yang setia (4). Ternyata ketika hidup kita menjadi bergelora, dilanda penyakit, serta penuh rintihan dan impitan, Tuhan tidak berubah, Dia tetap setia. Bahkan, di tengah bahaya dan ancaman, Tuhan adalah gembala yang memberkati kita dengan kelimpahan dan kemuliaan (5). Di tempat dan dalam keadaan bagaimanapun, Dia tetaplah Allah yang baik dan penuh kemurahan. Menariknya, Mazmur 23 ini ditutup dengan satu pernyataan luar biasa. Ketika kita menjadi domba gembalaan Tuhan yang mau taat dan bergantung sepenuhnya pada Sang Gembala Agung, maka kebaikan dan kemurahan Tuhan tidak perlu kita cari lagi karena itu semua akan dengan sendirinya mengikuti kita seumur hidup (6). Ini adalah janji dan pengharapan yang pasti bagi kita. Dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan pergumulan, kita diingatkan bahwa kebaikan dan kemurahan Tuhan akan selalu bersama kita. Terkadang kekhawatiran melanda kita ketika keadaan hidup kita berubah dan tidak menentu. Dalam situasi seperti itu, tindakan yang perlu kita lakukan adalah menaati Tuhan dan bergantung pada-Nya, Sang Gembala Agung kita. Maka, kebaikan dan kemurahan-Nya akan mengikuti kita. [ABL] Baca Gali Alkitab 1 Merasa takut di tengah bahaya dan ancaman musuh adalah hal yang wajar. Merasa percaya diri karena membesar-besarkan kehebatan diri sendiri adalah kebodohan. Untungnya, Daud bukanlah raja yang demikian. Di tengah kejaran musuh, Daud tidak berkecil hati ataupun berbesar kepala. Ia tidak menghunuskan pedangnya dan maju dengan kekuatan sendiri. Sebaliknya, Ia berseru kepada satu Pribadi yang tak akan meninggalkannya. Ia memercayakan seluruh hidupnya kepada Sang Gembala. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |