Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/04/18 |
|
![]() |
|
Jumat, 18 April 2025 (Jumat Agung)
|
|
Perjanjian Lama mencatat tulah terakhir di Mesir (kematian semua anak sulung) didahului dengan gelap gulita di seluruh negeri. Perjanjian Baru mencatat kematian Yesus Kristus, Anak Allah yang sulung itu (bdk. Ibr. 1:6), didahului dengan gelap gulita menutupi seluruh Yerusalem (44). Dalam kegelapan total, Sang Terang Dunia berserah diri kepada Bapa-Nya. Ia turun ke dalam dunia orang mati untuk mengalahkan maut dan menebus dosa manusia. Seperti Yesus berserah, maukah kita berserah kepada Allah? Mungkin saat ini Anda sedang mengalami masa-masa kelam di dalam hidup Anda. Pandanglah salib Yesus! Ia pernah berada di posisi yang sama. Jika saat ini, tanda tanda pertolongan Allah belum terlihat dan suara-Nya belum terdengar, pasrahkan segenap diri Anda kepada Dia. Dalam kekelaman itu Allah berkenan menyelamatkan Anda. Ia siap sedia mengangkat Anda pada waktu yang tepat. Kepasrahan diri kita kepada Allah juga dapat merangsang pengakuan iman pada orang lain. Kepala pasukan Romawi tidak memuliakan Allah ketika Yesus mulai memikul salib-Nya atau ketika salib itu dipancangkan di Golgota. Tetapi, lidahnya seketika memuji Allah saat melihat Pribadi yang berserah diri kepada Allah di tengah-tengah kegelapan dunia. Kita pun dapat merangsang keluarga besar kita memuliakan Tuhan Yesus Kristus. Kita dapat meyakinkan rekan sejawat kita yang belum percaya untuk mulai mengakui Allah yang kita sembah. Kuncinya terletak pada bagaimana kita menghadapi masa-masa kelam di dalam kehidupan. Ketika mata kita tertuju kepada Allah, orang lain bisa tergugah melalui sikap kita yang merindukan-Nya. Ketika mulut kita berseru kepada Bapa, Roh Allah bisa menggerakkan orang-orang di sekitar kita untuk mengakui Dia. Menghasilkan pertobatan seseorang memang adalah bagian dari kedaulatan Tuhan. Namun, Allah berkenan memakai orang pilihan-Nya untuk menyatakan kesaksian yang menggugah sesamanya melalui hidupnya. Syukur kepada Dia yang berkenan memakai tubuh kita sebagai instrumen kebenaran. [PHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |