Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/04/12 |
|
Rabu, 12 April 2023 (Minggu ke-1 sesudah Paskah)
|
|
Menyaksikan seseorang menjalani hukuman mati tentu tidak menyenangkan. Para saksi yang dihadirkan dalam ruang eksekusi bisa terjebak dalam kegelisahan yang berkepanjangan. Seperti itulah perasaan Nabi Yeremia, penulis Kitab Ratapan, yang menjadi saksi mata terhadap hukuman Allah atas Kerajaan Yehuda. Yerusalem, ibu kotanya, dikepung musuh sehingga penduduknya hanya bisa meratap tanpa ada yang bisa menghibur (1-2). Tidak ada lagi ketenteraman dan perayaan penuh sukacita (3-4). Rakyat dan pemimpinnya diangkut, harta benda mereka dirampas (5-7). Bangsa asing menyerbu masuk dan menghancurkan Bait Suci sehingga penduduk pun jatuh miskin dan kelaparan (10-11). Kondisi akhir Kota Yerusalem diibaratkan sebagai janda yang jatuh miskin dan ratu yang menjadi budak. Sang nabi tahu persis mengapa orang-orang Yehuda harus menjalani hukuman itu. Ia memberitahukannya kepada kita "Yerusalem sangat berdosa..." (8). Walau demikian, pertobatan mereka nihil. Dari Perjanjian Lama, kita tahu bahwa umat Allah diperintahkan untuk beribadah dan mempersembahkan kurban. Dan apa yang Allah inginkan adalah pertobatan, sebab pertobatan mewakili ekspresi iman orang. Ketika seseorang menunjukkan pertobatan sejati, ia sesungguhnya sedang mengimani anugerah Allah yang membebaskannya dan memanggilnya menjadi umat milik-Nya. Sejarah kehancuran Yerusalem kiranya menjadi peringatan bagi kita semua. Allah tidak pernah berubah. Ia membenci dosa dan pasti menghukum para pendosa! Apakah Anda mempunyai kebiasaan tertentu yang Anda tahu sebenarnya adalah dosa? Mungkin Anda membenarkannya dengan rasionalisasi atau menutupinya dengan usaha ibadah Anda. Pada hari ini akuilah kebiasaan dosa itu kepada Allah di dalam doa. Ungkapkan kelemahan dan kegagalan yang Anda alami ketika Anda berusaha mengatasinya. Kuasa dan kasih-Nya mampu melepaskan kita dari banyak dosa. [PHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |