Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/04/05 |
|
![]() |
|
Sabtu, 5 April 2025 (Minggu Pra-Paskah 4)
|
|
Dalam bacaan hari ini, terdapat makna penting tentang mempersembahkan hidup kita bagi Allah. Sebagai orang yang telah ditebus dengan darah Kristus, hidup kita adalah milik Allah. Hal ini bukan hanya diketahui sebagai ajaran Perjanjian Baru, melainkan sudah nyata terlihat dalam roti sajian di dalam Perjanjian Lama. Di atas meja roti sajian yang dibuat dari emas murni di Ruang Kudus, selalu ada 12 roti bundar yang diletakkan di atasnya dalam dua susun (6). Kemenyan murni harus dibubuhkan di atas tiap-tiap susun dan kemenyan itulah yang harus menjadi bagian peringatan dari roti itu, suatu kurban oleh api bagi TUHAN (7). Setiap Sabat roti itu harus diatur di hadapan TUHAN (8). Roti yang lama adalah untuk Harun dan keturunannya, dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus sebab itulah bagian mahakudus baginya dari segala kurban oleh api bagi TUHAN (9). Dua belas roti bundar yang dipersembahkan mewakili 12 suku Israel. Roti yang disajikan tidak dibakar. Jadi, supaya dapat dipersembahkan kepada TUHAN, maka di atas setiap susun roti yang masing-masing terdiri dari 6 roti bundar, dibubuhkan kemenyan murni. Kemenyan inilah yang menjadi kurban oleh api bagi TUHAN. Hal ini melambangkan bahwa kedua belas suku Israel dipersembahkan kepada TUHAN. Paulus menasihatkan untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Itu adalah ibadah kita yang sejati (bdk. Rm. 12:1). Sama seperti 12 suku Israel, kita seharusnya mengerti bahwa hidup kita merupakan hidup yang dipersembahkan kepada Allah. Hal ini berarti tujuan hidup kita adalah menjalankan misi dan visi dari Allah, yaitu melakukan setiap pekerjaan baik yang telah Allah persiapkan bagi kita (bdk. Ef. 2:10). Janganlah mengeraskan hati dengan menuruti hawa nafsu. Kita perlu bertobat jika kita masih menjalani hidup hanya seturut kehendak kita. Mari kita bertekad dan berkomitmen untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak Allah sebagai hidup yang dipersembahkan secara total kepada-Nya. [INT] Baca Gali Alkitab 1 Roti sajian dibuat dari tepung terbaik, hal itu berarti persembahan kepada Allah haruslah yang terbaik yang dapat kita berikan. Dua belas roti melambangkan kedua belas suku Israel, maknanya adalah seluruh bangsa dipersembahkan kepada Allah. Adanya korban api-apian memiliki maksud bahwa persembahan kita harus disertai dengan doa dan penghormatan kepada Allah. Pembaruan roti setiap hari Sabat berkait dengan hubungan yang berkelanjutan dan ketergantungan umat kepada Allah. Roti sajian ini menjadi hak khusus bagi imam-imam, artinya ada peran penting mereka dalam ibadah dan sebagai perantara antara Allah dan umat. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |