Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/03/31 |
|
Senin, 31 Maret 2025 (Minggu Pra-Paskah 4)
|
|
Ketika setiap waktu dapat digunakan secara produktif dan ada penghasilan yang diperoleh, untuk apa seseorang berhenti bekerja? Kira-kira demikianlah cara pandang yang lazim di dunia yang tidak pernah beristirahat ini. Namun, ketetapan Tuhan tentang hari raya, sebagaimana yang diterangkan dalam nas hari ini, pantas untuk diperhatikan. Dari tujuh hari yang ada dalam seminggu, harus ada satu hari yang dikhususkan sebagai Sabat. Itulah hari perhentian penuh dan hari pertemuan kudus (3). Mengapa hari itu disebut kudus? Penjelasannya tidak lain adalah pada hari itulah tersedia waktu khusus bagi manusia untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan mengamati karya-Nya yang ajaib. Melalui hari raya, umat diajak untuk mengerti makna dari Paskah (5-6). Setiap kali mereka memakan roti tidak beragi, mereka tidak lupa dengan kisah leluhur mereka, tentang bagaimana Tuhan membawa mereka keluar dari tanah perbudakan ke tanah perjanjian. Kesadaran demikian hanya mungkin didapat ketika mereka sungguh-sungguh menyediakan waktu untuk merenung. Di sinilah pentingnya kesediaan untuk berhenti sejenak dari pekerjaan sehari-hari. Semua itu tidak dilakukan secara asal. Ketika mereka mulai menikmati berkat Tuhan di tanah perjanjian, ada yang harus dipersembahkan, yaitu seberkas hasil pertama tuaian, seekor domba yang tak bercela, tepung terbaik dengan minyak, dan anggur (10-13). Demikianlah Sabat harus dirayakan oleh seluruh umat sampai kapan pun dan di mana pun juga (14). Di balik hari Sabat, ada banyak makna. Ketika kita mengingat karya Tuhan, kita tidak hanya mengetahui peristiwa masa lalu, tetapi kita mendalami karya Tuhan yang tetap dan akan selalu relevan dengan kehidupan kita. Ia telah membawa kita keluar dari maut ke hidup kekal, sehingga kini kita dapat menikmati berkat-Nya yang melimpah, yaitu kedamaian dan sukacita. Itulah mengapa segala ketetapan dalam firman Tuhan berlaku turun-temurun, dan perenungan akan karya-Nya selalu membawa ketenangan di tengah dunia yang hiruk pikuk ini. [SET]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |