Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/03/25 |
|
Selasa, 25 Maret 2025 (Minggu Pra-Paskah 3)
|
|
Ketika dua insan bersatu, itulah yang disebut sebagai pernikahan. Kitab Suci mengajarkan bahwa di balik penyatuan itu ada keterlibatan Allah. Dari ajaran ini muncullah keyakinan pada nilai sakral dari sebuah pernikahan. Pasal ini merupakan gambaran perihal ketentuan hidup dalam ikatan pernikahan. Sebutlah itu sebagai ketentuan baru yang tidak lagi berkiblat pada tradisi di Mesir maupun kebiasaan di Kanaan (3). Pernikahan bagi bangsa Israel memiliki kekhususan yang penting dalam rangka membangun identitas baru mereka sebagai umat Allah. Identitas ini tidak main-main, karena yang memberikannya adalah Allah sendiri melalui segala ketetapan dan peraturan yang difirmankan-Nya kepada mereka melalui Musa (4-5). Sikap hormat dan kasih kepada sesama menjadi nilai yang utama. Keluarga sebagai relasi terdekat harus dijaga martabat dan harga dirinya. Jangan sampai terjadi perbuatan tidak senonoh di antara saudara, apalagi hingga tega melecehkan, mempermalukan, dan menodai sesama keluarga (6-20). Dengan menaati hal ini, kehadiran Tuhan di tengah pernikahan menjadi nyata. Dalam hal ini pula teguhnya pernikahan terkait erat dengan kuatnya suatu bangsa. Jangan sampai terjadi perpecahan di tengah bangsa Israel. Untuk itu, keharmonisan hidup berkeluarga mesti dilindungi dari hal-hal yang bisa memicu benturan dan perpisahan. Sebaliknya, bila hal-hal yang sudah digariskan Tuhan itu dilanggar, maka yang terjadi kemudian adalah kekacauan dan kenajisan. Pelanggaran demikian tidak hanya berpotensi pada pembatalan ikatan pernikahan, tetapi juga pembatalan identitas sebagai umat pilihan. Dalam situasi inilah kemauan kita untuk bersama-sama mematuhi semua peraturan dan ketentuan Tuhan menjadi sungguh penting. Kehadiran Tuhan dalam pernikahan tentu menjadi berkat yang sungguh besar. Karena itu, sudah sepatutnya bagi kita untuk saling menjaga diri kita dan sesama kita dari segala kecemaran; inilah keutamaan yang harus dipegang demi kesatuan kita sebagai umat Tuhan. [SET]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |