Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/03/22 |
|
Sabtu, 22 Maret 2025 (Minggu Pra-Paskah 2)
|
|
Sekitar 70% dari tubuh manusia adalah air. Maka, tak mengherankan apabila tubuh kita menghasilkan berbagai jenis cairan seperti air liur, air mata, dan keringat. Selain itu, cairan tubuh yang dapat keluar adalah lelehan dari sistem reproduksi. Menurut Hukum Taurat, lelehan demikian membuat seseorang menjadi cemar. Pada pria, lelehan dari aurat adalah najis. Baik tubuh yang mengeluarkannya maupun benda yang bersentuhan dengannya dianggap najis (2-4). Bahkan, orang yang menyentuhnya menjadi najis juga dan harus membersihkan seluruh dirinya (5-12). Demikian pula, air mani membuat laki-laki yang mengeluarkannya dan apa pun yang terkena dengannya menjadi najis (16-18). Pada wanita, lelehan itu bisa berupa darah haid dan bukan haid (19a, 25a); darah jenis kedua itu mungkin seperti sakit pendarahan yang diderita oleh seorang perempuan di dalam Matius 9:20-22. Perempuan yang mengeluarkannya menjadi najis (19b, 25b); segala benda yang dipakai olehnya dan setiap orang yang menyentuhnya turut menjadi najis (20-24, 26-27). Kita tidak tahu persis mengapa cairan-cairan yang meleleh itu dianggap menajiskan. Bisa jadi, itu berkaitan dengan hakikatnya. Lelehan yang keluar dari tubuh merupakan kumpulan sel-sel yang mati atau yang segera akan mati ketika terpapar di udara luar. Setiap kematian akan berakhir dengan pembusukan. Pada banyak bagian di dalam Alkitab, Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang hidup. Ia mencintai kehidupan dan membenci kematian. Kehadiran-Nya selalu membawa kehidupan. Allah ingin umat-Nya juga mencintai kehidupan dan membenci kematian. Melalui aturan tentang cairan yang meleleh ini, Ia hendak mengajar umat-Nya untuk menghindari segala bentuk kematian. Adakah sesuatu yang kotor, najis, dan mati di dalam hidup kita? Jangan biarkan hal-hal itu mencemari kehidupan rohani kita. Marilah kita berdoa agar Allah menghidupkan kembali kepercayaan dan semangat hidup kita. Atau, setidaknya kita bisa berdoa agar kita membenci kematian dan mencintai kehidupan. [PHM] Baca Gali Alkitab 12 Tak henti-hentinya orang berdebat tentang apa yang boleh dan tidak boleh dimakan. Demi alasan kesehatan, orang berpantang terhadap jenis makanan tertentu; untuk alasan moral, orang menghindari berbagai produk hewani; untuk alasan religius, orang menganggap hewan tertentu menjijikkan. Lalu, bagaimana dengan kita sebagai orang Kristen? Apakah dengan tidak adanya larangan, kita boleh makan apa saja dengan sesuka hati? Sebelum menjawab ini, mari kita melihat kembali nas Alkitab tentang hewan yang tahir dan najis. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |