Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/03/21 |
|
Kamis, 21 Maret 2024 (Minggu Pra-Paskah ke-5)
|
|
Kata orang, jangan terlalu cinta, jangan terlalu benci. Itu karena nanti cinta kita malah bisa berubah menjadi kebencian. Perubahan perasaan ini bisa terjadi bila kita mengalami peristiwa yang mengecewakan. Tampaknya demikianlah yang diperingatkan oleh Yesus kepada Petrus. Murid ini terlalu berkobar-kobar menyatakan cintanya kepada Yesus, hingga menyangkal bahwa imannya akan terguncang (29). Bahkan, Petrus menganggap dirinya lebih kuat daripada yang lain, sehingga dirinya satu-satunya yang akan tetap teguh. Petrus dibutakan oleh cintanya sehingga menganggap bahwa ia akan kuat menanggung segala sesuatu, khususnya dalam mengikut Yesus. Bahkan, katanya, dia pun siap mati bagi Yesus (31). Tentu saja, militansi seperti Petrus ini dibutuhkan. Kalau tidak ada orang yang militan dalam beriman kepada Yesus, tidak akan ada yang bertahan di tengah berbagai tekanan dan tantangan iman Kristen. Kita harus penuh semangat dan tangguh dalam iman kita. Namun, setiap orang percaya tetap harus menyadari keterbatasan dirinya, tidak menjadi jemawa dan merasa diri senantiasa kuat dengan kekuatan sendiri. Jangan pula kita merasa diri lebih kuat, apalagi paling kuat, dibandingkan orang lain. Setiap orang harus sadar bahwa di dalam dirinya selalu ada kelemahan manusiawi. Kesadaran ini bukan untuk menjadikan kita rendah diri atau minder, juga bukan untuk menjadi alasan atau pemakluman untuk melakukan kesalahan atau ketidaksetiaan. Kesadaran ini menolong supaya kita tidak sombong dan bisa selalu mewaspadai diri sendiri. Selain itu, dengan kesadaran yang demikian, kita tidak akan terpuruk berkepanjangan atau kecewa berlebihan terhadap diri sendiri hingga tidak bisa bangkit lagi ketika kita melakukan kesalahan. Sebaliknya, kita bisa mengakui kelemahan kita, lalu berusaha untuk menjadi lebih setia dan lebih kuat lagi. Namun, hal yang lebih utama daripada itu semua adalah kita selalu ingat bahwa Tuhanlah sumber kekuatan kita. Dialah yang memampukan kita untuk beriman dengan setia sampai akhir. [KRS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |