Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/03/18 |
|
Selasa, 18 Maret 2025 (Minggu Pra-Paskah 2)
|
|
Kapan terakhir kali Anda memeriksakan diri ke dokter? Kunjungan singkat ke dokter kadang dapat menghindarkan kita dari bahaya penyakit yang lebih besar. Perikop kita hari ini menggambarkan tentang peran imam pada masa Perjanjian Lama yang menyerupai peran dokter pada masa kini. Secara khusus, imam harus mengenali tanda-tanda penyakit kulit seperti munculnya bercak putih yang lebih dalam dari kulit (2-3, 20, 25), bintil-bintil yang meluas pada kulit (7-8), bengkak putih dan daging liar (10, 14-15). Tanda-tanda ini biasanya merupakan ciri-ciri penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dan dapat menular ke anggota umat yang lain, sehingga penyakit itu disebut penyakit kulit yang menajiskan. Pada zaman itu pengetahuan medis tentang infeksi belum dikembangkan, apalagi teknologi untuk penyembuhannya. Lagi pula, mereka sedang mengembara di padang gurun sehingga tidak banyak tumbuhan yang dapat dijadikan obat-obatan. Maka, para imam hanya dapat menggantungkan kesembuhan pada Allah. Tugas mereka hanya mendiagnosis penyakit, melakukan isolasi bagi penderitanya (4-5, 11, 21, 26), dan menyatakan ketahiran bagi orang yang sudah sembuh (6, 12-13, 17, 23, 28). Sebagai umat pada zaman sekarang, kita harus belajar untuk mendiagnosis penyakit rohani. Kita harus peka dalam mengenali bercak-bercak kecemaran, pertama-tama pada diri sendiri, lalu pada orang lain. Pola pikir, kebiasaan, dan gaya hidup duniawi yang tercemar tidak boleh menjangkiti orang percaya. Jika dibiarkan, itu dapat menular dan meluas ke seluruh jemaat Kristus. Bagaimana jika bercak-bercak kecemaran itu terlihat pada diri kita? Mari kita akui dengan jujur kepada Allah. Ia yang telah menjadikan kita lahir baru di dalam Kristus akan setia menahirkan kita dari segala kecemaran. Bagaimana jika kita melihat bercak-bercak kecemaran pada diri sesama kita? Doakanlah orang itu. Bila dia ditahirkan kembali, tentu manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh komunitas. Marilah kita yang sudah ditahirkan menjaga kekudusan dan memuliakan Allah. [PHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |